Gold Price

8 GOLONGAN MINERAL

MINERAL SILIKA, OKSIDA, SULFIDA, SULFAT, KARBONAT, HALIDA, FOSFAT, DAN NATIVE ELEMENT


1.    MINERAL SILIKA

Hampir 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90% dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100% dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi ). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf). Kebanyakan mineral-mineral silikat terbentuk ketika cairan magma mulai mendingin.
Proses pendinginan ini dapat terjadi dekat permukaan bumi atau jauh di bawah permukaan bukit dimana tekanan dan temperatur lingkungannya sangat tinggi. Lingkungan pengkristalan dan komposisi kimia dari magma sangat mempengaruhi macam mineral yang terbentuk. Contoh, mineral olivin mengkristal pada temperatur tinggi. Sebaliknya kuarsa mengkristal pada temperatur yang rendah. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan komposisi kimianya, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Ø  Mineral ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung ion besi dan atau magnesium di dalam struktur mineralnya, kelompok mineral ini dicirikan oleh warnanya yang gelap dan mempunyai berat jenis 3,2 sampai 3,6. Contoh : olivine, hornblende, biotite.
Ø  Mineral non feromagnesian adalah mineral-mineral silikat yang tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium, kelompok mineral ini dicirikan oleh warnanya yang terang dan berat jenis rata-rata 2,7. Contoh : muskovit, feldspar, kuarsa.


A. Contoh Mineral Silika :
1). Quartz (SiO2)
2). Garnet (Ca, Fe, Mg, Mn) Al2(SiO4)
3). Opal (SiO2.nH2O)
4). Rijang (SiO2)

B.     Deskripsi Mineral
1.      Quartz (SiO2)



·         Nama Mineral                    : Kuarsa
·         Rumus kimia                     : SiO2
·         Berat Jenis                         : 2,65 g/cm3
·         Sistim Kristal                     : heksagonal
·         Kilap                                  : kilap kaca
·         Belahan / Pecahan             : tidak ada / Choncoidal
·         Warna                                : tak berwarna
·         Gores                                 : putih atau tidak bewarna
·         Tenacity                             : brittle / rapuh
·         Kekerasan                          : 7 skala mohs
·         Kemagnetan                      : diamagnetik



·         Persebaran di Indonesia : Banda Aceh (provinsi  Nanggroe Aceh Darussalam), sungai Asahan dan Kisaran (Provinsi Sumatera Utara), Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Tuban dan sepanjang pantai utara Jawa Timur, Bangkalan (Provinsi Jawa Timur), Martapura (Provinsi Kalimantan Selatan), dan Provinsi Kalimantan Timur.
·         Genesa : Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku, pegmatit, hidrotermal, metamorfik dan sedimen.
·         Kegunaan : Dipakai dalam industri konstruksi, sebagai flux dalam industri metalurgi, pembuatan gelas, keramik, refraktori, amplas, filter,  batupermata dan optik

2.      Rijang (SiO2)



·         Nama Mineral                        : Rijang (SiO2)
·         Warna                                   : Putih Lilin / merah
·         Sistem Kristal&Perawakan    : Hexagonal & Masif
·         Kilap                                    : Lilin
·         Kekerasan                            : >8
·         Gores                                    : putih
·         Belahan/Pecahan                  : Tidak sempurna / Choncoida
·         Berat Jenis                            : 2,6 g/cm3
·         Kemagnetan                         : Diamagnetit
·         Derajat Ketransparanan       : Opaque Mineral
·         Sifat khas                             : Kilap lilin
·         Genesa                                 :  
Ø  Perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom dan radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur silika organik yang terakumulasi pada dasar lautan yang dalam.
Ø  Saat organisme tersebut mati, cangkang mereka diendapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian mengalami akumulasi yang masih saling lepas. Material-material tersebut diendapkan jauh dari busur daratan hingga area dasar samudra.
Ø  Berberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari bahan organik. Bisa saja berasal dari presipitasi silika yang berasal dari dapur magma yang sama pada basaltik bawah laut (lava bantal) yang mengalami presipitasi bersamaan dengan perlapisan rijang.
·         Kegunaan                                 :
Ø  Sejak Zaman Batu, rijang banyak dipergunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dll. Digunakan juga sebagai indikator untuk laut dalam (abyssal).
·         Persebaran di Indonesia : Rijang yang tersebar di Karang sambung, Kebumen, Jawa Tengah. Bukit Sipako, Rijang juga ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. Sungai Luk Ulo, Kali Cacaban.

2.    MINERAL OKSIDA

Mineral oksida adalah kelas mineral yang agak beragam. Terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Banyak oksida berwarna hitam tetapi yang lain bisa sangat berwarna-warni. Keragaman oksida diakibatkan oleh kelimpahan oksigen di kerak bumi. Oksida mengandung ikatan ionik tertentu yang bisa dijadikan patokan untuk membedakan golongan mineral oksida dengan kelompok mineral lain di alam. Secara umum mineral oksida selalu berkesinambungan dengan mineral hidroksida. Unsur yang paling utama dalam golongan oksida adalah besi, mangan , timah dan alumunium.  Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah hematit (Fe2O3) , kassiterit (SnO2) dan corundum (Al2O3).

A.  Contoh Mineral Oksida
1). Korondum (Al2O3)
2). Ilmenite (FeTiO3)
3). Magnetite (Fe3O4)

B.  Deskripsi Mineral

1.      Magnetite



·           Nama Mineral                             : Magnetite (Fe3O4)
·           Warna                                        : Hitam keabu-abuan
·           Sistem Kristal dan perawakan     : Reguler & Masif
·           Kilap                                          : Logam
·           Kekerasan                                  : 5-6 skala mohs
·           Gores                                         : Coklat Kemerahan
·           Belahan / Pecahan                       : None
·           Tenacity                                      : Brittle
·           Berat Jenis                                  : 5,2 gr/cm3
·           Kemagnetan                                : Paramagnetit jika dipanaskan
·           Derajat Ketransparanan              : Subtansluncent hingga Opaque
·           Sifat Khas                                  : Bentuknya seperti Besi
·           Genesa                                       : 
Mineral ini terbentuk dari hasil sublimasi dalam hubungannya dengan gunung api. Terjadi juga dalam endapan metamorfosa kontak dan sebagai mineral tambahan dan terbentuk pada suhu yang tinggi sekitar 800˚C - 900˚C, maka mineral ini mempunyai bentuk yang sempurna dan idiomrf. Dijumpai pada batuan beku granit dan batu pasir merah sebagai penyemen. Berasosiasi dengan zircon, hematit dan pyrite. 
Endapan ini juga biasanya dijumpai pada daerah kontinen dimana terjadi pada daerah supergen endrichment. Dimana daerah tersebut berada pada Oxidezet zone dan reduxed zone. Dimana pada saat magma tersebut naik dan melebihi dari batas water table maka akan teroksidasi yang dapat membentuk mineral tersebut. Pada saat mengalami oksidasi Endapan ini terangkat permukaan bumi akibat adanya gaya tektonik yang dapat berupa perlipatann atau pensesaran ataupun injeksi magma menuju kepermukaan dikarenakan adanya unsur volatil sebagai motor penggerak. Dan hasil dari proses oksidasi ini yang akan muncul kepermukaan sedangkan hasil dari reduksi akan mengendap kebawah permukaan water table. Endapan yang ada dipermukaan bumi mengalami oksidasi dengan adanya pencampuran ion oksigen dengan unsur Fe, atau Mg, dan karna unsur ini saling mengikat sehingga terjadi persenyawaan, yang kemudian sisa-sisa unsur yang dulunya bersamaan dengan Fe atau Mg itu memisah sehingga terjadi pembentukan persenyawaan baru misanya Fe, O dan H. Atau pembentukan endapan ini setelah terputusnya batuan karbonat dibawah lingkungan tropis dan subtropis. Proses oksidasi ini berasal dari pada mineral pyrite yang mengalami oksidasi menghasilkan endapan ini, dimana oksidasi dari mineral pyirite ini dapat tergambarkan lewat rangkaian proses kimia sebagai berikut:
2FeS2 + 7.5 O2 + 4 H2O → Fe2O3 + 4 H2SO4.
Atau: 
2Fe+2 + 0.5 O2 + 2H2O → Fe2O3 + 4H-
Selanjutnya karna unsur-unsur logam itu berat dan oleh karna gravitasi bumi maka persenyawaan (mineral) tersebut mengalami pemindahan baik oleh gravitasi maupun air tanah yang kemudian terendapkan atau terakumulasi pada ceukungan-cekungan dipermukaan bumi berupa sungai, tepatnya disepanjang aliran sungai atau pada chanel bar dan piont bar, selanjutnya karna konsentrasi yang sudah besar maka material-material ini akan mengalami kompaksi sehingga membentuk endapan hematit. Metode eksplorasi yang digunakan untuk mengeksplorasi endapan ini yaitu dengan menggunakan metode test pit dan trenching. Magnetit merupakan salah satu mineral ekonomis dimana hematit biasanya digunakan dalam industri logam berat seperti besi dan baja.
·           Persebaran                                               : Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
·           Kegunaan                                                 : Digunakan dalam industri logam berat seperti besi dan baja.

2.      Hematite (Fe2O3)


·         Sisitem Kristal                    :   Hexagonal
·         Warna                                  : Abu-abu baja, atau coklat kemerahan sampai hitam
·         Goresan                               :  Merah atau coklat kemerahan
·         Kilap                                    : Kilap Logam
·         Cleveage & Fracture          :  Tidak ada dan tidak rata
·         Kekerasan                           :  5,5 – 6,5
·         Massa jenis                         :  5,26 g/cm3
·         Genesa                                Dapat terbentuk pada lingkungan batuan beku ,hidrotermal temperature     tinggi dan metamorfisme kontak , juga bisa  dalam lingkungan sedimen.
·         Kegunaan                              :  Sumber logam besi , sebagai bubuk pigment, bubu pengkilap dan dapat dibuat batu permata  karena kristalnya yang berwarna hitam.                                 
·           Tempat ditemukan             :  Ciater , Jawa Barat.

3.    MINERAL SULFIDA
       Kelompok sulfida merupakan kombinasi antara logam atau semilogam dengan belerang (S). Biasanya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya.
Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal. Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, massa jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah.

A. CONTOH MINERAL SULFIDA :
1). Argentite (Ag2S),
2). Kalkosit (Cu2S) ,
3). Bornite (Cu3FeS4) ,
4). Pyrite (FeS3) ,
5). Chalcocite (Cu2S),
6). Galena (PbS),
7). Sphalerite (ZnS),
8). Proustite (Ag3AsS3). 

B.     Deskripsi Mineral
1.      Sparelit


·           Warna                               Hitam, coklat, kuning, kemerahan, hijau, dan putih.
·           Derajat Ketransparanan     Transparan sampai translucent.
·           Sistem Kristal                    : Dodecahedron belah ketupat, tetrahedron dan kombinasi dari wajah kubik.
·           Belahan                             : Sempurna dalam enam arah membentuk dodecahedrons.
·           Kekerasan                         3,5 – 4 skala mohs
·           Berat Jenis                         : 4,0 (lebih berat dari rata-rata, tapi cahaya bila dibandingkan dengan mineral yang paling logam)
·           Gores                                Berwarna kuning hingga coklat muda (biasa berwarna terang untuk mineralbiasanya gelap).
·           Associated Mineral            : Selalu menyertakan galena, pirit, fluorit, kalkopirit, kuarsa, kalsit, magnetit, pirhotit dan banyak lainnya.
·           Persebaran                        : Tri dekat Joplin, Missouri, Rosiclare,Illinois, Elmwood, Tennessee,USA, BrokenHill, Australia, Italia, Spanyol,Burma, Peru, Maroko, Jerman dan Inggris. Di Indonesia: terdapat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat. Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

2.      Pirit (FeS2)



·         Sistem Kristal               :   Kubik

·         Warna                           :   Kuning terang muda

·         Goresan                        :   Hitam Kehijauan

·         Cleveage                      :   Tidak ada

·         Fracture                        :  Concoidal

·         Kekerasan                    :   6 – 6,5 Skala Mohs

·         Berat jenis                    :   5,1 g/cm3

·           Genesa                         :   Hasil sampingan suatu endapan hidrotermal ataupun sebagai  asesoris dalam  beberapa jenis batuan  

·         Kegunaan                    :   Untuk produksi dioksida belerang, untuk industri kertas, dan di dalam pembuatan asam belerang    
                
·         Persebaran                   :  Pulau Sulawesi, Kalimantan bagian tenggara, Maluku, dan Papua.



4.    MINERAL SULFAT



Mineral sulfat adalah salah satu dari grup mineral non silikat dan memiliki kation sulfur yang berikatan dengan 4 anion oksigen membentuk (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi dari logam atau semi logam dengan anion sulfat tersebut membentuk mineral sulfat. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, contohnya adalah danau / pesisir, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Beberapa mineral sulfat dapat terlarut dalam air dan beberapa ada yang dapat berpendar.

Mineral sulfat jenisnya ada lebih dari 200 jenis dan merupakan mineral yang langka. Beberapa mineral yang sering ditemukan yaitu Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4), Celestite (SrSO4), dan Gypsum (CaSO4.2H20). Perbedaan yang membedakan satu mineral dan mineral lainnya terletak pada lingkungan pembentukannya.
Kegunaan mineral sulfat antara lain, mineral Anhydrite diperlukan untuk menghasilkan asam sulfur, dengan kandungan belerangnya, serta salah satu bahan baku kertas dan batu hias karena kenampakannya yang indah. Mineral Barite merupakan mineral bijih yang paling utama bagi Barium. Selain itu, juga sebagai bahan tambahan penting untuk lumpur pengeboran minyak bumi. Barite sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan kertas dan karet serta bahan pewarna karena warnanya yang putih. Lalu mineral Celestite adalah sumber utama untuk mendapatkan logam Strontium dan garamnya juga biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan kembang api karena dapat menghasilkan api yang berwarna merah terang. Dalam industri, Celestite digunakan sebagai bahan campuran karet, cat, serta elemen baterai. Pada varietas yang tidak berwarna dan transparan, dapat menjadi bahan kaca serta keramik (varietas yang berkilau). Dan mineral Gypsum yang biasanya digunakan sebagai perekat pada bangunan-bangunan kuno serta bahan campuran dalam semen. Selain itu, juga dijadikan ornamen, baik untuk pahatan maupun dilebur lalu dicetak menjadi ornamen interior dalam bangunan, termasuk eternit.

A.    Contoh Mineral Sulfat
1). Barite (BaSO4)
2). Anhydrite (CaSO4)
3). Gypsum (CaSO4.2H2O)

B.     Deskripsi Mineral
1). Barite (BaSO4)
           


      Nama Mineral
      Barite
      Rumus Kimia
      BaSO4
      Berat Jenis
      4,5 g/cm3
      Sistem Kristal
     Orthorombic
      Kilap
      Kilap Mutiara
      Belahan / Pecahan
      Sempurna/ Chonocoidal
     Warna
      Putih, Kuning muda
      Gores 
      Putih
      Tenacity
      Brittle
      Kekerasan
      2,5 – 3,5 Skala Mohs
      Kemagnetan
      Diamagnetik
      Persebaran
    Flores timur, Tasikmalaya - Jawa Barat, Kulonprogo, Tanah Toraja, Kanada, Meksiko.
      Genesa
   Terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, contohnya adalah danau / pesisir, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
      Kegunaan
    Sebagai bahan tambahan untuk pembuatan kertas dan karet, serta bahan pewarna karena warnanya yang putih.


2). Gypsum (CaSO4.2H2O)



     Nama Mineral
      Gypsum
     Rumus Kimia
      CaSO4.2H2O
     Berat Jenis
      2,3 g/cm3
     Sistem Kristal
      Monoklin
     Kilap
      Non Logam
     Belahan / Pecahan
      Sempurna / Chonocoidal
     Warna
      Putih
     Gores
      Putih
     Tenacity
      Brittle
     Kekerasan
      2 Skala Mohs
     Kemagnetan
      Diamagnetik
     Persebaran
      Cirebon – Jawa barat
     Genesa
     Terbentuk melalui pengendapan langsung dari air garam / merupakan hasil hidrasi / alterasi anhidrit selama proses diagenesa.
      Kegunaan
    Sebagai penambah kekerasan pada bahan bangunan, untuk bahan baku kapur tulis, campuran bahan pembuatan lapangan tenis.


5.    MINERAL KARBONAT

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2- , dan disebut karbonat. Seumpama persenyawaan Ca dinamakan kalsium karbonat CaCO3 dikenal sebagai menirel kalsit. Merupakan mineral utama pembentuk batuan sedimen.
Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitik dan pada daerah karst yang membentuk gua , stalaktit dan stalagmit. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat dan borat.
Karbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut.
Beberapa contoh mineral yang termasuk dalam kelompok karbonat adalah dolomite (CaMg(CO3)2 , calcite (CaCO3) dan magnesite (MgCO3).

A.    Contoh Mineral Karbonat
1). Dolomit (CaMg(CO3)2
2).
Kalsit (CaCO3)
3). Magnesite (MgCO3)

B.      Deskripsi Mineral
1). Kalsit (CaCO3)  
          


      Nama Mineral
     Kalsit
      Rumus Kimia
     CaCO3
      Berat Jenis
     2,71 g/cm3
      Sistem Kristal
     Trigonal
      Kilap
      Kilap Non logam
      Belahan / Pecahan
      Sempurna / Choncoidal
      Warna
      Putih, bening, transparan
      Gores
      Putih
      Tenacity
      Brittle
      Kekerasan 
      3 Skala Mohs
      Kemagnetan
      Diamagnetik
      Persebaran
      Kliripan-Yogyakarta, Sumatra Utara, Sulawesi, Jawa Tengah
      Genesa 
 Terbentuk di lingkungan laut dan diendapkan oleh bangkai plankton, dan terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst.
      Kegunaan
   Untuk membuat semen, dan juga dapat sebagai bahan konstruksi bangunan. Kalsit juga banyak digunakan sebagai pupuk, bahan tahan api, dan produksi kertas.

2). Dolomit (CaMg(CO3)2
          


      Nama Mineral
      Dolomit
      Rumus Kimia
      CaMg(CO3)2
      Berat Jenis
      2,85 g/cm3
      Sistem Kristal
      Hexagonal
      Kilap
      Kilap Mutiara, Kilap kaca
      Belahan / Pecahan
      Sempurna / Choncoidal
      Warna
      Putih
      Gores
      Putih
      Tenacity
      Brittle
      Kekerasan
      3,5 – 4 Skala Mohs
      Kemagnetan
      Diamagnetik
      Persebaran
      Tuban dan Jawa Timur,
      Genesa
  Terbentuk di lingkungan laut dan diendapkan oleh bangkai plankton, dan terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst.
      Kegunaan
Sebagai sumber logam magnesium dan senyawa magnesium oksida  yang digunakan untuk membuat batu bara tahan api, berguna juga untuk pembuatan pupuk dan kertas




6.    MINERAL HALIDA / KLORIDA

           Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogen elektronegatif seperti : F- , Cl- , Br- dan I- . Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah ( < 5 ). Contoh mineralnya adalah Fluorit (CaF2) , Halit (NaCl) , Silvit (KCl) , dan Kriolit (Na3AlF6).
           Halida adalah kelompok mineral yang memiliki anion dasar halogen. Halogen adalah kelompok khusus dari unsur-unsur yang biasanya memiliki muatan negatif ketika tergabung dalam satu ikatan kimia. Halogen yang biasanya ditemukan di alam adalah Fluorine, Chlorine, Iodine dan Bromine. Halida cenderung memiliki struktur yang rapid an simetri yang baik. Hanya ada beberapa mineral halida secara umum. Mineral halida memiliki ciri khaslembut, terkadang transparan, umumnya tidak terlalu padat, memiliki belahan yang baik, dan sering memiliki warna-warna cerah.



A.    Contoh Mineral Halida
      1). Fluorit (CaF2)
2). Halite (NaCl)

B. Deskripsi Mineral
     1). Fluorit (CaF2)
                 


      Nama Mineral
      Flourite
      Rumus Kimia
      CaF2
      Berat Jenis
      3,18 g/cm3
      Sistem Kristal
      Isometrik
      Kilap
      Kilap kaca
      Belahan / Pecahan
      Sempurna / Spintery
      Warna
      Sangat bervariasi, dapat tak berwarna, biru, ungu, hijau, kuning
      Gores
      Putih
      Tenacity
      Brittle
      Kekerasan
      4 Skala Mohs
      Kemagnetan  
      Diamagnetik
      Persebaran
      Garut, Jawa Barat
      Genesa
    Terbentuk melalui proses hidrotermal dan dijumpai dalam urat-urat, baik sebagai mineral utama maupun sebagai mineral gang bersama mineral - mineral bijih metalik khususnya timbal dan perak. Dapat pula terbentuk pada lingkungan batuan beku & pegmatite. Berasosiasi dengan beberapa mineral seperti kalsit, dolomite, gypsum, selestit, barit, dan apatit.
      Kegunaan
   Dipakai dalam industri kimia, peleburan besi baja, gelas, serat kaca, dan tembikar.



2). Halite (NaCl)
                 


      Nama Mineral
      Halite
      Rumus Kimia
      NaCl
      Berat Jenis
      2,1 – 2,3 g/cm3
      Sistem Kristal
      Isometrik
       Kilap
      Kilap Kaca
       Belahan / Pecahan
      Sempurna / Choncoidal
       Warna
      Bening
       Gores
      Putih
       Tenacity
      Brittle
       Kekerasan
      2,5 Skala Mohs
       Kemagnetan
      Diamagnetik
       Persebaran
      Bima, Nusa Tenggara Barat
       Genesa 
    Terbentuk karena proses eksogen melalui pengeringan danau yang mengandung garam atau tempat lain yang mengandung air garam atau terbentuk dari hasil presipitasi air laut secara primer/langsung dengan temperature sekitar 100oC. Juga merupakan hasil presipitasi pada endapan sedimen seperti lempung. Berasosisasi dengan Anhidrit, Sylvenit, Carnalit, dan Gypsum.

       Kegunaan
      Sebagai pembuatan asam Hidrofluorik , ramuan obat diet , dan bahan optik.



7. MINERAL FOSFAT

Mineral fosfat umumnya dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
  1. Fosfat Primer
  2. Fosfat Sedimenter
  3. Fosfat Guano
Fosfat primer terbentuk dari hasil pembekuan magma alkali yang bersusunan nafelin, syenit, dan, takhit, mengandung mineral fosfat apatit, terutama flour apatit {Ca5(PO4)3F} dalam keadaan murni mengandung 42% P2 O5 dan 3,8% F2

Fosfat Sedimenter (marine), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana tenang

Fosfat Guano, merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan air tanah. contoh : Phospate guano


8. MINERAL NATIVE ELEMENT 

             Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari dua bagian umum.
  • Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas, perak, dan tembaga
  • Semimetal dan non metal (non logam). Contohnya bismuth dan sulfur
              Sistem kristal pada native element dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan sifat mineral itu sendiri. Bila logam, seperti emas, perak, dan tembaga, maka sistem kristalnya adalah isometrik. Jika bersifat semilogam, seperti arsenic dan bismuth, maka sistem kristalnya adalah hexagonal. Apabila unsur mineral tersebut non-logam, sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphit sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6. Sulfur (S), Intan (C), Grafit (C). 

Penjelasan lebih detil mengenai sistem kristal mineral - mineral diatas, bisa dilihat dengan cara klik link dibawah ini :

DAFTAR ISI BLOG INI
                         ==>>> DAFTAR ISI


DAFTAR PUSTAKA

Danisworo C. Ir., 1980, Mineralogi (Buku petunjuk praktikum), Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta



     


Comments

Postingan Populer

DOWNLOAD LEMBAR PETA GEOLOGI REGIONAL SE-INDONESIA

7 SISTEM KRISTAL - KRISTALOGRAFI

BATUAN BEKU

PENGERTIAN ALTERASI HIDROTHERMAL, FAKTOR ALTERASI HIDROTHERMAL, DAN KLASIFIKASI ALTERASI HIDROTHERMAL

Commodities News