7 SISTEM KRISTAL - KRISTALOGRAFI
KRISTALOGRAFI
Sumbu dan Sudut Kristalografi
Sumbu kristalografi adalah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal. Kristal memiliki tiga dimensi, yaitu panjang, lebar atau tinggi. Tetapi dalam bentuk penggambarannya dibuat dua dimensi sehingga digunakan proyeksi Orthogonal. Sedangkan Sudut kristalografi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan sumbu sumbu kristalografi pada titik perpotongan (pusat kristal).
Gambar Sumbu dan Sudut Kristalografi
Keterangan :
- Sumbu a : sumbu tegak lurus pada bidang kertas.
- Sumbu b : sumbu yang horizontal pada bidang kertas.
- Sumbu c : sumbu yang vertikal pada bidang kertas.
- Sudut α : sudut yang dibentuk antara sumbu b dan sumbu c.
- Sudut β : sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu c.
- Sudut γ : sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu b.
Tujuh Prinsip Letak Bidang Kristal Terhadap Susunan Sumbu Kristalografi
Gambar Tujuh Prinsip Letak Bidang Kristal Terhadap Susunan Sumbu Kristalografi
Sistem kristalografi dibagi 7 sistem, ini didasarkan kepada :
- Perbandingan panjang sumbu-sumbu kristalografi.
- Letak atau posisi sumbu kristalografi.
- Jumlah sumbu kristalografi.
- Nilai sumbu c atau vertikal.
A. Sistem Reguler = Cubic = Isometric = Tesseral = Tessuler
Gambar Sistem Reguler
Beberapa kelas kristalnya yaitu :
- Tetoidal
- Gyroidal
- Diploida
- Hextetrahedral
- Hexoctahedral
Dalam sistem reguler terdapat ketentuan sebagai berikut :
1. Keadaan Sebenarnya :
- Jumlah sumbu ada tiga, yaitu sumbu a=b=c
- sudut Ⲁ = ꞵ = 𝜸 = 90°
2. Penggambarannya :
- Sudut a+ dengan b- = 30°
- Perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3
3. Klas Simetri menurut :
Herman Mauguin (Hm)
- Menerangkan sumbu nilai sumbu a (sumbu a, b, c), mungkin bernilai 2 atau 4 dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu tersebut. Notasi : 2, 4, 2/m, 4/m, 4'
- Menerangkan sumbu simetri bernilai 3. Apakah sumbu yang bernilai 3 itu, juga mempunyai nilai 6, atau hanya bernilai 3. Notasi : 3, 3'
- Menerangkan sumbu intermediet bernilai 2 dan ada tidaknya bidang simetri diagonal yang tegak lurus dengan sumbu tersebut. Notasi : 2, m, 2/m, atau tidak ada
Schoenflish (Sc)
- Menerangkan nilai sumbu c. Notasi : O bila sumbu bernilai 4. T bila sumbu bernilai 2.
- Menerangkan kandungan bidang simetrinya. Notasi : h bila mengandung bidang horizontal. v bila mengandung bidang vertikal / diagonal. d bila mengandung bidang diagonal.
Mineral pirit (contoh mineral dengan bentuk cubik/reguler)
Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992)
B. Sistem Tetragonal = Quadratic
Gambar Sistem Tetragonal
Beberapa kelas kristalnya yaitu :
- Piramid
- Bipiramid
- Ditetragonal Piramid
- Ditetragonal Bipiramid
- Bisfenoid
- Trapezohedral
- Skalenohedral
Dalam sistem tetragonal terdapat ketentuan sebagai berikut :
1. Keadaan Sebenarnya :
- Jumlah sumbu ada tiga, yaitu sumbu a = b ≠ c
- Sudut Ⲁ = ꞵ = γ = 90°
2. Penggambarannya :
- Sudut a+ dengan b- = 30°
- Perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6
3. Klas Simetri menurut :
Herman Mauguin (Hm)
- Menerangkan sumbu nilai sumbu c, mungkin bernilai 4 atau tidak mempunyai nilai dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c. Notasi : 4, 4/m, 4'
- Menerangkan nilai sumbu lateral (sumbu selain sumbu c), dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu lateral tersebut. Notasi : 2, m, 2/m, atau tidak ada
- Menerangkan nilai sumbu intermediet dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu intermediet tersebut. Notasi : 2, m, 2/m, atau tidak ada
Schoenflish (Sc)
- Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus dengan sumbu c. Notasi : D bila sumbu bernilai 2. C bila tidak bernilai.
- Menerangkan nilai sumbu c. Notasi : dituliskan di sebelah kanan agak ke bawah dari notasi D atau C.
- Menerangkan kandungan bidang simetrinya. Notasi : h bila mengandung bidang horizontal. v bila mengandung bidang vertikal / diagonal. d bila mengandung bidang diagonal.
Mineral Tetrahedrite (contoh mineral dengan bentuk Tetragonal)
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite, pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992)
C. Sistem Hexagonal
Gambar Sistem Hexagonal
Ada 4 sumbu yaitu a, b, c, d.
Sumbu a = b = d = c
Sudut β1 = β2 = β3 = 90°.
Sudut γ1 = γ2 = γ3 = 120°.
Sumbu a, b, d terletak dalam satu bidang horizontal dan membentuk sudut 60°.
Beberapa kelas kristalnya yaitu :
- Hexagonal Piramid
- Hexagonal Bipiramid
- Dihexagonal piramid
- Dihexagonal Bipiramid
- Trigonal Bipiramid
- Ditrigonal Bipiramid
- Hexagonal Trapezohedral
Dalam sistem tetragonal terdapat ketentuan sebagai berikut :
1. Keadaan Sebenarnya :
- Jumlah sumbu ada tiga, yaitu sumbu a = b = d ≠ c
- Sudut ꞵ1 = ꞵ2 = ꞵ3 = 90°, sudut γ1 = γ2 = 120°
- Nilai sumbu c adalah 6
2. Penggambarannya :
- Sudut a+ dengan b- = 17°. Sudut b+ dengan d- = 39°
- Perbandingan panjang sumbu b : d : c = 3 : 1 : 6
3. Klas Simetri menurut :
Herman Mauguin (Hm)
- Menerangkan nilai sumbu c, dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c. Notasi : 3, 6, 3', 6', 6/m
- Menerangkan nilai sumbu lateral (sumbu selain sumbu c), dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu lateral tersebut. Notasi : 2, m, 2/m, atau tidak ada
- Menerangkan nilai sumbu intermediet dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu intermediet tersebut. Notasi : 2, m, 2/m, atau tidak ada.
Schoenflish (Sc)
- Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus dengan sumbu c. Notasi : D bila sumbu bernilai 4. C bila tidak bernilai.
- Menerangkan nilai sumbu c. Notasi : dituliskan di sebelah kanan agak ke bawah dari notasi D atau C.
Mineral Apatite (contoh mineral dengan bentuk Hexagonal)
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, corundum, hematite, calcite, dolomite. (Mondadori, Arlondo. 1977)
Gambar Sistem Trigonal
Ketentuan :
Sumbu a = b = d = c
Sudut β1 = β2 = β3 = 90°.
Sudut γ1 = γ2 = γ3 = 120°.
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
- Trigonal Piramid
- Trigonal Trapezohedral
- Ditrigonal Piramid
- Ditrigonal Skalenohedral
- Rombohedral
Dalam sistem tetragonal terdapat ketentuan sebagai berikut :
1. Keadaan Sebenarnya :
- Jumlah sumbu ada tiga, yaitu sumbu a = b = d ≠ c
- Sudut ꞵ1 = ꞵ2 = ꞵ3 = 90°, sudut γ1 = γ2 = 120°
- Nilai sumbu c adalah 3
2. Penggambarannya :
- Sudut a+ dengan b- = 17°. Sudut b+ dengan d- = 39°
- Perbandingan panjang sumbu b : d : c = 3 : 1 : 6
3. Klas Simetri menurut :
Herman Mauguin (Hm)
- Menerangkan nilai sumbu c, dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c. Notasi : 3, 6, 3', 6', 6/m
- Menerangkan nilai sumbu lateral (sumbu selain sumbu c), dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu lateral tersebut. Notasi : 2, m, 2/m, atau tidak ada
- Menerangkan nilai sumbu intermediet dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu intermediet tersebut. Notasi : 2, m, 2/m, atau tidak ada.
Schoenflish (Sc)
- Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus dengan sumbu c. Notasi : D bila sumbu bernilai 2. C bila tidak bernilai.
- Menerangkan nilai sumbu c. Notasi : dituliskan di sebelah kanan agak ke bawah dari notasi D atau C.
- Menerangkan kandungan bidang simetrinya. Notasi : h bila mengandung bidang horizontal. v bila mengandung bidang vertikal / diagonal. d bila mengandung bidang diagonal.
Mineral Anorthoclas (contoh mineral dengan bentuk Trigonal)
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977)
Ketentuan :
Sumbu a = b = c.
Sumbu c adalah Sumbu terpanjang.
Sumbu a adalah Sumbu terpendek.
Sumbu a disebut Brachy.
Sumbu b disebut Macro.
Sumbu c disebut Basal.
Beberapa kelas kristalnya yaitu :
- Bisfenoid
- Piramid
- Bipiramid
Dalam sistem tetragonal terdapat ketentuan sebagai berikut :
1. Keadaan Sebenarnya :
- Jumlah sumbu ada tiga, yaitu sumbu a ≠ b ≠ c
- Sudut Ⲁ = ꞵ = γ = 90°
- Nilai sumbu c adalah sumbu terpanjang dan sumbu a adalah sumbu terpendek
- Nama sumbu : Sumbu a = Brachy, Sumbu b = Macro, Sumbu c = Basal
2. Penggambarannya :
- Sudut a+ dengan b- = 30°
- Perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6
3. Klas Simetri menurut :
Herman Mauguin (Hm)
- Menerangkan nilai sumbu a, dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu a. Notasi : 2, m, 2/m
- Menerangkan nilai sumbu b, dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu b. Notasi : 2, m, 2/m
- Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu c. Notasi : 2, 2/m
Schoenflish (Sc)
- Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus dengan sumbu c. Notasi : D bila sumbu bernilai 2. C bila tidak bernilai.
- Menerangkan nilai sumbu c. Notasi : dituliskan di sebelah kanan agak ke bawah dari notasi D atau C.
Mineral Gypsum (contoh mineral dengan bentuk Orthorombic)
Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992)
F. Sistem Monoklin = Oblique = Monosymetric = Clinorombic = Hepiprismatic
Gambar Sistem Monoklin
Ketentuan :
Sumbu a ≠ b ≠ c.
Sudut α = γ = 90°.
Sumbu a disebut Sumbu Clino.
Sumbu b disebut Sumbu Ortho.
Sumbu c disebut Sumbu Basal.
Beberapa kelas kristalnya yaitu :
- Sfenoid
- Doma
- Prisma
Dalam sistem tetragonal terdapat ketentuan sebagai berikut :
1. Keadaan Sebenarnya :
- Jumlah sumbu ada tiga, yaitu sumbu a ≠ b ≠ c
- Sudut Ⲁ = γ = 90°. ꞵ ≠ 90°
- Nilai sumbu c adalah sumbu terpanjang dan sumbu a adalah sumbu terpendek
- Sumbu b dianggap sebagai sumbu c
- Nama sumbu : Sumbu a = Clino, Sumbu b = Ortho, Sumbu c = Basal
2. Penggambarannya :
- Sudut a+ dengan b- = 45°
- Perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6
3. Klas Simetri menurut :
Herman Mauguin (Hm)
- Menerangkan nilai sumbu b, dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus dengan sumbu b. Notasi : 2, m, 2/m
Schoenflish (Sc)
- Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus dengan sumbu c. Notasi : D bila sumbu bernilai 2. C bila tidak bernilai.
- Menerangkan nilai sumbu c. Notasi : dituliskan di sebelah kanan agak ke bawah dari notasi D atau C.
- Menerangkan kandungan bidang simetrinya. Notasi : h bila mengandung bidang horizontal. v bila mengandung bidang vertikal / diagonal. d bila mengandung bidang diagonal.
Mineral Malachite (contoh mineral dengan bentuk Monoclin)
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite, colemanite, dan epidot (Pellant, chris. 1992)
G. Sistem Triklin = Anorthic = Asymetric = Clinorhombohedral
Gambar Sistem Triklin
Ketentuan :
Sumbu a ≠ b ≠ c.
Sudut α ≠ β ≠ γ ≠ 90°.
Semua Sumbu a, b, c saling berpotongan dan
membentuk sudut miring tidak sama besar.
Beberapa kelas kristalnya yaitu:
- Pediol
- Pinakoidal
Dalam sistem tetragonal terdapat ketentuan sebagai berikut :
1. Keadaan Sebenarnya :
- Jumlah sumbu ada tiga, yaitu sumbu a ≠ b ≠ c
- Sudut Ⲁ ≠ ꞵ = γ ≠ 90°
- Nama sumbu : Sumbu a = Brachy, Sumbu b = Macro, Sumbu c = Basal
2. Penggambarannya :
- Sudut a+ dengan c- = 45°
- Sudut b+ dengan c- = 80°
- Perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6
3. Klas Simetri menurut :
Herman Mauguin (Hm)
Sistem ini hanya mempunyai 2 klas simetri :
- Mempunyai pusat simetri = Klas Pinacoidal, notasi : 1'
- Tidak mempunyai unsur simetri = Klas Assymetric, notasi : 1
Schoenflish (Sc)
Sistem ini hanya mempunyai 2 klas simetri ;
- Mempunyai pusat simetri = Klas Pinacoidal, notasi : C1'
- Tidak mempunyai unsur simetri = Klas Assymetric, notasi : C1
Contoh:
Klas Tetragonal Trapezohedral = D4h
Klas Ditetragonal Pramidal = D2d
Klas Tetragonal Scalenohedral = D
Klas Tetragonal Bypramidal = C4h
Klas Tetragonal Pyramidal = C4
Klas Tetragonal Bisphenoidal = S4
Klas Dihexagonal Pyramidal = D6h
Klas Dihexagonal Bypramidal = C6h
Klas Hexagonal Trapezohedral = D6
Klas Hexagonal Bipyramidal = C6h
Klas Hexagonal Pyramidal = C6
Klas Trigonal Bipyramidal = C3h
Klas Trigonal Trapezohedral = D3
Klas Trigonal Rhombohedral = C3i
Klas Trigonal Pyramidal = C3
Klas Ditrigonal Scalenohedral = D3d
Klas Ditrigonal Bypiramidal = D3h
Klas Ditrigonal Pyramidal = C3v
Klas Orthorombik Pyramidal = C2v
Klas Orthorombik Bisphenoidal = D2
Klas Orthorombik Bipyramidal = D2h
Klas Prismatik = C3h
Klas Spenoidal = C2
Klas Domatic = C1h
Klas Pinacoidal = Ci
Klas Asymetric = C1
Klas Ditetragoal Bypramidal = C4v
Klas Ditetragonal Pramidal = D2d
Klas Tetragonal Scalenohedral = D
Klas Tetragonal Bypramidal = C4h
Klas Tetragonal Pyramidal = C4
Klas Tetragonal Bisphenoidal = S4
Klas Dihexagonal Pyramidal = D6h
Klas Dihexagonal Bypramidal = C6h
Klas Hexagonal Trapezohedral = D6
Klas Hexagonal Bipyramidal = C6h
Klas Hexagonal Pyramidal = C6
Klas Trigonal Bipyramidal = C3h
Klas Trigonal Trapezohedral = D3
Klas Trigonal Rhombohedral = C3i
Klas Trigonal Pyramidal = C3
Klas Ditrigonal Scalenohedral = D3d
Klas Ditrigonal Bypiramidal = D3h
Klas Ditrigonal Pyramidal = C3v
Klas Orthorombik Pyramidal = C2v
Klas Orthorombik Bisphenoidal = D2
Klas Orthorombik Bipyramidal = D2h
Klas Prismatik = C3h
Klas Spenoidal = C2
Klas Domatic = C1h
Klas Pinacoidal = Ci
Klas Asymetric = C1
Klas Ditetragoal Bypramidal = C4v
Mineral Kaolin (contoh mineral dengan bentuk Triklin)
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite, labradorite, microcline dan anortoclase
PePenjelasan lebih detil mengenai sistem kristal mineral - mineral diatas, bisa dilihat dengan cara klik link dibawah ini :
==>>> SISTEM KRISTAL
DAFTAR PUSTAKA
- Pellant, Chris. 1992. Rocks and Minerals. London: Dorling Kindersley
- Danisworo C. Ir., 1980, Mineralogi (Buku Petunjuk Praktikum), Fakultas Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta.
- Berry L.G and Mason B., 1989, Mineralogy, Freeman W. and Co San Francisco
Comments
Post a Comment