[SKARN/Endapan Hidrothermal/Alterasi Hidrothermal] - JENIS-JENIS ENDAPAN SKARN
JENIS - JENIS ENDAPAN SKARN
Menurut
Meinert et. al (1997), dan Einaudi (1981) dalam Pirajno (1992) bahwa
endapan skarn dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis mineral ekonomis yang
ditemukan pada endapan tersebut, misalnya skarn tungsten, skarn Fe, skarn Au,
skarn Cu, skarn Mo, skarn Zn, dan lainnya. Bahkan dimungkinkan untuk memperoleh
dua mineral ekonomis pada satu endapan, misalnya skarn Cu-Au.
· Endapan
Skarn Tembaga (Cu)
Kebanyakan endapan skarn tembaga berhubungan dengan granodiorit kalk-alkali yang mengubah monzogranite di busur kepulauan pada
tepi benua. Intrusi ini merupakan tubuh bijih tembaga yang penting dalam
pembentukan porfiri tembaga yang terbentuk pada busur tepi benua sisi barat
Amerika yang berumur Mesozoikum dan Tersier, dan serupa dengan busur tepi benua
Rusia yang berumur Karbon. Sejumlah endapan skarn tembaga juga terbentuk pada
busur kepulauan kerak samudera yang berasosiasi dengan diorit kuarsa hingga
monzogranit plutonik, seperti pada Tambang Meme, Haiti.
Porfiri tembaga yang berasosiasi dengan endapan skarn dapat terbentuk
dengan dimensi yang sangat besar, hingga 500 juta ton pada tambang terbuka
penambangan bijih. Kebanyakan skarn Cu berasosiasi dengan tipe-I, pluton seri
magnetit pada lingkungan dangkal yang berbentuk stockwork, tersebar luas, dan secara intensif terjadi alterasi
hidrothermal (Meinert et. al, 2005). Skarn tipe ini didominasi oleh garnet andradit,
diopsid, vesuvianit, wolastonit, aktinolit, dan spidote.
Hematit dan magnetit kemungkinan terbentuk dan secara lokal membentuk lapisan
yang padat. Skarn tembaga dizonasikan oleh garnierit padat di dekat
pusat plutonik, diikuti peningkatan kandungan klinopiroksin dan vesuvianit dan/atau wolastonite di daerah sekitar kontak
dengan marmer. Pirit, kalkopirit dan bornit merupakan sulfida yang paling
melimpah, dan terbentuk jauh dari pusat plutonik (Meinert et. al, 1997).
· Endapan
Skarn Besi (Fe)
Endapan skarn telah lama menjadi
sumber yang penting pada tambang bijih besi dan magnetit di Cornwall,
Pennsylvania, yang memasok kebutuhan akan besi selama revolusi industri di
Amerika Serikat. Ini adalah tambang tertua di Amerika Utara. Pertambangan
dimulai pada tahun 1737 dan pada tahun 1964, 93 juta ton bijih telah diproduksi
dengan pasokan rata-rata ke pabrik 39,4% Fe dan 0,29% Cu, dengan hasil
sampingan sejumlah kecil kobalt, emas dan perak (Lapham, 1968, dalam Meinert et. al, 1997). Konsentrat pirit digunakan
untuk menghasilkan asam sulfat, pada tahun 1953 ketika operasi tambang terbuka dihentikan, overburden batugamping dihancurkan dan
dijual sebagai agregat. Hasil yang tanggung dari tambang di Cornwall adalah
skarn besi yg mengandung kapur dan endapan skarn tersebut berasosiasi dengan intrusives mulai dari gabro hingga
diorit ke syenite, sementara skarn besi magnesium biasanya berasosiasi dengan
granit atau granodiorit.
·
Endapan Skarn Tungsten (W) dan
Timah (Sn)
Endapan skarn tungsten, vein dan endapan stratiform memasok sebagian besar produksi tahunan tungsten di
dunia, dengan dominasi endapan skarn. Endapan skarn tungsten berasal dari
endapan yang relatif besar, antara lain di Pulau Raja, Tasmania; Sangdong,
Korea; MacMillan Pass (Yukon), Kanada; dan Pine Creek, California, Amerika
Serikat. China adalah produsen utama dunia dan pada tahun 1989 menghasilkan sekitar
18.000 ton. Uni Soviet peringkat berikutnya dengan 7.000 ton. Meinert et. al (2005) memisahkan skarn Tungsten dari skarn Timah.
Skarn tungsten umumnya terdapat pada plunonik kalk-alkali, dan Meinert telah membuat
daftar sebanyak 203 endapan jenis ini. Karakteristik plutonik pembentuk endapan
skarn tungsten berupa zona kontak berbentuk cincin akibat metamorfisme
temperatur tinggi dan kahadiran pegmatit. Mineral utama pada timah berupa cassiterite dan stannites, dan mineral utama pada tungsten berupa wolframite dan
scheelite, di mana scheelite menjadi begitu dominan pada tahapan akhir dari
paragenesa. Terdapat dua varietas dari scheelite, yaitu yang kaya akan
kandungan molybdenum (powellite) dan yang miskin akan kandungan molybdenum. Powellite ditemukan proses reduksi pada lingkungan
skarn, sedangkan scheelite yang miskin kandungan molybdenum terjadi pada proses
oksidasi. Proses reduksi skarn tungsten didominasi oleh hedenbergite-grandite,
spessartine dan garnet almandine. Mineral sulfida termasuk pirhotite,
molybdenite, kalkopirit, sphalerite, dan arsenopirit. Mineral retrograde skarn berupa epidote, biotit,
dan hornblende.
Skarn tungsten yang teroksidasi
mengandung lebih banyak andradite ketimbang piroksin, skarn timah umumnya terbatas pada granit yang kaya akan
silika dan umumnya berasosiasi dengan alterasi tipe greisen dan aktifitas kaya kandungan flourine, yang tidak
terdapat pada skarn tipe lain. Perlu dicatat bahwa skarn timah cenderung
berkaitan dengan pluton granitik yang terbentuk oleh proses partial melting pada kerak benua. Skarn
timah umumnya memiliki asosiasi elemen F-B-Be-Li-W-Mo. Skarn timah
dikategorikan dari yang bersifat calcic
hingga magnesian, dari yang kaya akan oksida hingga yang kaya akan sulfida.
Kwak (1987), dalam Meinert et. al (1997) menyatakan bahwa skarn yang kaya
akan kandungan timah biasanya yang jauh dari pusat plutonik.
·
Endapan Skarn Talk
Endapan skarn yang mengandung talk dan alterasi karbonat serta batuan
metasedimen lainnya memasok sekitar 70% dari produksi talk di dunia. Contoh
yang baik dan penting dari endapan ini terdapat di Perancis dan Austria (Moine et al. 1989, dalam Meinert et.
al, 1997). Sebuah Tambang terbuka di Trimouns, terletak di ujung timur Pyrenees
Perancis pada ketinggian 1.800 m. Produksi Talk lebih dari 300.000 ton dan
cadangan minimal 20 juta ton. Bijih-bijih terbentuk di sepanjang batas antara basement batuan metamorf tingkat tinggi
dan migmatit dari St Barthélemy Massif dan tertutup oleh batuan hasil sesar
naik berupa batuan metamorf yang tingkatannya lebih rendah berumur Ordovisium
atas hingga Devon. Bagian bawah dari hanging
wall terdapat lensa - lensa dolomit yang menerus dengan ketebalan 5 – 80
meter, juga terdapat sisipan sekis mika pada leucogranit, aplit, pegmatit, dan
juga terdapat vein kuarsa.
Selama proses sesar yang memotong dolomit terjadi, sekis dan batuan lainnya
mengalami sirkulasi hidrotermal yang luas yang menghasilkan bijih yang kaya
akan talk (80-97 % talk) pada dolomit dan bijih
yang kaya akan klorit (10 - 30% talk) pada batuan silikat. Badan bijih utama
setebal 10 - 80 meter dengan kemiringan 40-800 m. Volume batuan nampaknya tetap konstan selama proses metasomatisme tersebut. Dari studi tentang
kumpulan dan komposisi mineral, (Moine. 1989, dalam Meinert et. al, 2005) menunjukkan bahwa metasomatisme berlangsung di
sekitar 400°C di bawah tekanan dari sekitar 0,1 GPa. Larutan dengan kandungan
garam yang tinggi, minim kandungan CO2, namun kandungan Ca dan Mg
yang tinggi, memegang peranan penting dalam proses metasomatisme ini, namun
sumbernya belum dapat dipastikan.
·
Endapan Skarn Grafit
Produksi sejumlah kecil grafit berasal dari endapan skarn, misalnya Tambang
Skaland Norwegia, jauh di dalam Lingkaran Arktik tepat di sebelah selatan
Tromso, di mana lensa skarn yang panjangnya hingga 200 meter dengan 5-6 meter
(maksimum 24 m), mengandung 20-30% grafit dan terdapat pada sekis mika dikelilingi oleh metagabbro dan granit.
Terdapat gangue mineral berupa
diopsid, hornblende, labradorit, sphene, garnet, scapolite dan wolastonite.
Diperkirakan endapan telah dihasilkan dari konsentrasi karbon yang sudah ada
dalam sedimen (Bugge 1978, dalam Meinert et. al, 2005) dan ini kemungkinan terjadi akibat proses
kalk-silikat hornfelses atau reaksi skarn.
·
Endapan Skarn Emas (Au)
Dalam 20 tahun terakhir ini terdapat beberapa endapan skarn emas yang telah
ditemukan, misalnya Red Dome,
Queensland dan Navachab, Namibia. Namun, kenyataannya mineralisasi emas
ini sebagai tipe skarn tidak disadari sejak awal. Pada skarn emas, kandungan
emas berkisar 5 hingga 15 gram per ton. Skarn emas lainnya lebih merupakan
hasil oksidasi, memiliki kandungan emas yang lebih rendah (1 hingga 5 gram per ton), dan mengandung logam lain seperti Cu, Pb dan Zn.
Beberapa tipe skarn lainnya, khususnya skarn Cu, mengandung cukup emas (antara
0,01 hingga 1 gram per ton) sebagai hasil sampingannya.
Sebagian besar endapan skarn emas dengan kandungan tinggi berasosiasi dengan
dengan proses reduksi dari pluton diorit-granodiorit kompleks dike atau sill.
Skarn jenis ini didominasi oleh besi yang kaya akan piroksin; zona yang
dekat pusat plutonik dapat mengandung garnet grandit intermediet yang melimpah. Mineral umum lainnya termasuk k-feldspar, scapolite, idocrase, apatite, dan amphibole
aluminous dengan kandungan klorit yang tinggi. Daerah yang jauh dari pusat
plutonik dan zona yang terbentuk lebih awal mengandung biotit dan k-feldspar hornfles yang dapat meluas hingga ratusan
meter. Arsenopirit dan dan pyrhotite dapat menjadi mineral sulfida yang
dominan. Umumnya emas hadir sebagai elektrum dan berasosiasi kuat dengan
bermacam bismuth dan mineral-mineral telluride termasik bismuth, hedleyite,
wittichenite dan maldonite (misalnya di Navachab, Namibia).
Sumber :
Guilbert, J. M., and Park, Jr. C. F., (1986). The Geology of Ore Deposits, W. H. Freeman and Company, New York.
Pirajno, F., (1992). Hydrotermal Mineral Deposits, Principles and Fundamental Concepts for the Exploration Geologist, Springer-Verlag, Berlin, Heidelberg, New York, London, Paris.
Meinert, L. W., Dipple, G. M., dan Nicolescu, S. 2005. World Skarn Deposits. Economic Geology 100th Anniversary Volume, 299-336.
Meinert, L. W., Dipple, G. M., dan Nicolescu, S. 2005. World Skarn Deposits. Economic Geology 100th Anniversary Volume, 299-336.
Comments
Post a Comment