13 REKOMENDASI WISATA DI GARUT | TRAVELLING | GEOWISATA
13 REKOMENDASI GEOWISATA DI GARUT
Geografi
Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56'49 – 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 – 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²). Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.
Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.
Geomorfologi
Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur – G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray – G. Talagabodas – G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.
Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:
- Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas vulkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakkan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen vulkaniklastik di atasnya.
- Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudra Indonesia yang menyusup sekitar 6–10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudra setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudra bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.
Topografi
Ibu kota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).
Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500–100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100–1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100–500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.
Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umumnya memiliki lereng dengan kemiringan 30-45% di sekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian di antaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, di antaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan di bawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.
Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudra Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 36 buah sungai dan 112 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.403,35 km; di mana sepanjang 92 km di antaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 60 buah anak sungai.[7]
Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, tampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.
Geologi
Berdasarkan Peta geologi Jawa skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunung api, di antaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material vulkanis dan piroklastik berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kuarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.
Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk di antaranya adalah breksi vulkanik bersifat basaltik yang kompak, menunjukkan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material vulkaniklastik berupa alluvium berisi pasir, kerakal, kerikil, dan lumpur.
Jenis tanah kompleks podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.
1. Talaga Bodas
Sejarah Gunung Talaga Bodas
Pasir Sadahurip yang berada sekitar 4 km barat laut Talaga Bodas, adalah salah satu kerucut gunung api tua dalam kompleks Gunung Talagabodas yang pembentukannya satu periode dengan gunung api tua lainnya, seperti Gunung Karacak dan Gunung Candramerta. Di selatan Pasir Sadahurip, sesar sepanjang 15 km membentang tenggara – barat laut, mulai dari selatan Gunung Bungbulang sampai Kampung Pasanggrahan, membentuk lembah yang memanjang dengan bagian selatannya yang turun, sehingga Pasir Sadahurip terlihat menonjol.
Menurut A.R. Mulyana dkk. (2000) yang saya baca dr web geomagz, evolusi Gunung Talagabodas terjadi dalam beberapa tahap pembentukan. Tahap pertama terjadi letusan eksplosif yang membentuk Kaldera Talagabodas Tua berdiameter + 4,5 km, dengan bukaan ke arah utara. Tahap kedua: Pembentukan Kawah Saat di bagian tengah Kaldera Talagabodas Tua. Tahap ketiga: Masa istirahat dan penghimpunan energi. Tahap Keempat: Pembentukan kerucut dari letusan samping di sekitar dinding Kaldera Talagabodas Tua, yaitu Gunung Canar, Gunung Piit, Gunung Lebakjero, dan Gunung Masigit. Tahap kelima: Pembentukan kerucut dari Talagabodas Tua, yaitu Gunung Beuticanar, Gunung Malang, dan Gunung Ciparay. Tahap keenam: Letusan samping yang bersifat freatomagmatik – stromboli, merupakan tahap akhir dari serangkaian pembentukan dan penghancuran Gunung Talagabodas. Kegiatan letusan eksplosifnya menghasilkan Kawah Talagabodas Muda dengan bukaan kawah ke arah timur laut. Kawah dengan diameter kurang dari 2 km ini kemudian diisi air, membentuk danau kawah, yang kini terkenal dengan nama Talaga Bodas (bahasa Sunda, Telaga Putih), karena warna airnya terlihat berwarna putih susu. Tahap ketujuh: Terjadi letusan freatik dari kawah Talagabodas Muda, dan tahap kedelapan: Aktivitas Gunung Talagabodas berupa hembusan solfatara dengan intensitas lemah, dan bualan lumpur.
Lokasi ini memang merupakan kawah Gunung Talaga Bodas yang masih memiliki aktivitas vulkanik tidak berbahaya dan aman untuk dikunjungi.
Lokasi: Jalan Talaga Bodas No.5, Desa Sukamenak, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Tiket Masuk: Rp 9.500 per orang
2. Leuwi Korsi
Leuwi korsi merupakan lokasi yang terkenal dengan struktur batuan Columnar joint atau rekahan tiang yang terbentuk akibat pendinginan magma yang terjadi akibat pembekuan lava yang mengalami pendinginan bertahap dari bagian permukaan ke bagian lebih dalam, saat bagian tengah lava membeku namun bagian dalam nya tidak cukup dingin untuk membeku bersamaan, maka akan terbentuk rekahan akibat kontraksi berbentuk poligonal yang berorientasi tegak lurus terjadap permukaan lava.Batuan beku jenis basalt hingga andesit dengan struktur kolom atau columnar joint yang ada di Leuwi korsi ini terdiri dari dua jenis yaitu tipe Colonnade berbentuk poligonal bersisi 4, 5, atau 6 yang memiliki orientasi rekahan/joint yang berarah tegak lurus atau vertikal terhadap satu dengan yang lainnya sehingga seolah-olah seperti tiang hasil pahatan manusia.
Ada juga Columnar joint berjenis Entablature yang merupakan rekahan pada batuan beku akibat pendinginan lava namun dengan arah orientasi horizontal. Mekanisme pembentukan tipe Entablature sama dengan tipe Colonnade, perbedaan terjadi akibat posisi tipe Entablature berada lebih dekat dengan permukaan bidang pendinginan batuan beku.
Photo by @budi_ryan
Photo by @abimahyogan
Lokasi : Desa Bungbulang, Kecamatan Bungbulang, Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 08.00 – 17.00
Jam Operasional: 08.00 – 17.00
3. Leuwi Jurig
Namanya memang menakutkan, tapi pemandangannya di sini justru sebaliknya.
Photo by @triptrapliburan
Photo by @ramdanibudi612
Leuwi Jurig
Lokasi: Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 08.00 – 17.00
Jam Operasional: 08.00 – 17.00
4. Leuwi Tonjong
Ternyata aliran air yang terjepit di antara dua tebing batu yang tinggi menjadi daya tarik tersendiri lho!
Pemandangan itulah yang terlihat di Leuwi Tonjong. Dan asyiknya, aliran air dari Sungai Cihurip ini mengalir dengan tenang, sejuk dan jernih, sehingga tergolong aman untuk bermain air di sini. Tapi tetap waspada ya, khususnya di musim hujan.
Bentukan asal struktural
Terbentuk karena adanya proses endogen yang disebut proses tektonik. Proses ini meliputi pengangkatan, perlipatan, pensesaran, dan kadang disertai oleh intrusi magma sehingga terbentuk struktur geologi tertentu atau bentuk lahan yang terbentuk karena kontrol struktur geologi pada daerah tersebut.
Bentukan asal volkanik
Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaam bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentukan yang secara makro disebut bentukan volkanik. Dalam skala yang lebih rinci bentukan volkanik dapat dibagi menjadi beberapa bentukan seperti: kepundan, kubah lava, kawah gunung api, dyke, sill, kerucut parasiter, parasol ribbing, antiklinorium, plato dll.
Bentukan asal fluvial
Bentuk asal fluvial terbentuk karena proses fluviatil, air permukaan memegang peranan penting dalam hal ini adalah air yang mengalir diatas permukaan misalnya air sungai
Lokasi: Kampung Rontog, Desa Jayamukti, Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 07.30 – 17.30
Tiket Masuk: Rp15.000 per orang
5. Leuwi Jubleg
Lokasi: Kampung Cikupa, Desa Cihikeu, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 08.00 – 17.00
6. Gunung Guntur dan Cilopang
7. Gunung Putri
Lokasi: Rancabango, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151. Koordinat di sini.
Telepon: 0821 2645 0270
Jam Operasional: 24 jam
Tiket: Rp25.000 per orang
8. Gunung Papandayan
Jam operasional buka mulai pk.07.00 dan tutup pk.18.00 WIB. Jika Nanti dibuka kembali, Wisatawan tetap diwajibkan mematuhi standar protokol Kesehatan WHO, yaitu :
- - Memakai Masker (wisata reguler)
- - Menunjukan sertifikat vaksin antigen H-2
- - mencucui Tangan dengan sabun
- - Menjaga Jarak-Jauhi Kerumunan
Gunung Papandayan Garut dibuka sebagai kawasan wisata alam sejak zaman Penjajahan Belanda. Para penjajah dulu (orang Belanda), sudah naik melakukan ekplorasi di Gunung Papandayan baik untuk penelitian, PLTU, atau hanya sekedar hiking. Malah ada kabar yang menyebutkan; dari masa Zaman Kerajaan, ada bukti tulisan diatas daun lontar bahwa Bujangga Manik (dari kerajaan di bogor) pernah bertapa di Puncak Gunung Papandayan.
Status Gunung Papandayan ini adalah Taman Wisata Alam atau TWA. Apa itu TWA? TWA atau Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk Pariwisata dan Rekreasi Alam (UU Konservasi nomor 5 tahun 1990 pasal 1 ayat 16. "apal bener lu?!..."Kan gua punya buku undang-undang nya!").
Harga Tiket
Tarif masuk Orang, Kendaraan, dan fasilitas di Gunung Papandayan Garut berlaku di Bulan Desember 2021 untuk Weekday dan hari Libur :
WeekDay (Hari Biasa Senin-Jum'at))
- 1. Pengunjung Nusantara : Rp.20.000/orang
- 2. Pengunjung Mancanegara (Bule) : Rp.200.000/orang
- 3. Rombongan Pelajar : Rp. 18.000/orang
- 4. Roda 2 : Rp. 12.000
- 5. Roda 4 : Rp. 25.000
- 6. Roda 6 : RP. 110.000
- 7. Sepeda : Rp. 7.000
WeekEnd (Hari Libur Sabtu-Minggu dan Hari Libur Besar Lainnya)
- 1. Pengunjung Nusantara : Rp.30.000/orang
- 2.Pengunjung Mancanegara (Bule) : Rp.300.000/orang
- 3. Rombongan Pelajar : Rp. 20.000/orang
- 4. Roda 2 : Rp. 17.000
- 5. Roda 4 : Rp. 35.000
- 6. Roda 6 : RP. 150.000
- 7. Sepeda : Rp. 10.000
Tarif Masuk Lainnya
- 1. Camping : Rp.35.000/orang
- 2. Camping Rombongan Pelajar : Rp.23.000/orang
- 3. Camping P.Mancanegara (bule) : Rp. 105.000/orang
- 4. Teraphy Air Panas Dewasa (Week Day) : Rp.20.000/orang
- 5. Teraphy Air Panas Dewasa (Week End) : Rp.25.000/orang
- 6. Teraphy Air Panas Anak (Week Day) : Rp.10.000/orang
- 7. Teraphy Air Panas Anak (Week End) : Rp.55.000/orang
- 8. Shooting Individu/Company : Rp.800.000
- 9. Shooting Komersil : Rp.2.000.000/hari (full day)
- 10. Shooting Komersil : Rp.1.800.000(kurang dari 1 hari)
- 11. Fhoto Prewedding : Rp.500.000
- 12. Umbul-umbul : Rp.30.000/tiang
- 13. Jasa Stand (Max.4x4m) : Rp.500.000
- 14. Toilet : Rp.2.000 (Mo; Pipis, Ee, Cuci Muka , Mandi)
Seperti yang sudah kita tahu, wirehing, bahwasanya Gunung Papandayan adalah merupakan salah satu Gunung berapi teraktif yang ada di Jawa Barat, khususnya di kabupaten Garut (sangking aktifnya ini Gunung, 'Mak-nya sampe pusing ngurusinnya). Letak Gunung Papandayan berada sekitar 30km sebelah Selatan dari pusat kota Garut, dan dapat ditempuh kurang lebih 90 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Sebagai gunung berapi aktif Gunung Papandayan telah mengalami beberapa kali letusan yang di awali dari letusan pertamanya sekitar pada tahun 1772 dan terakhir meletus pada tahun 2002, sehingga menjadi unik karena objek yang ada di gunung Papandayan berapi-api ini selalu berubah baik dari segi bentuk ataupun letaknya.
Salah satu pusat letusan Gunung Papandayan ini adalah kawah emas. Kawah emas inilah pusat dari letusan pertama yang merupakan kawah paling besar. Kawah Emas Gunung Papandayan memiliki keunikan dari warna belerang nya yang berwarna kuning ke-emasan itulah kenapa disebut Kawah Emas bukan kawah besi.
Selain kawah yang memiliki belerang, Gunung Papandayan juga memiliki area yang mengeluarkan air panas, dimana air panas yang keluar dilokasi tersebut memiliki dua karakter yaitu ”glazier dan boiling water” yang jarang anda bisa kunjungi di gunung berapi lainnya. Sementara hamparan bebatuan yang berwarna warni akan memanjakan mata anda sehingga akan membuat anda seakan akan berada di planet lain, maka tidak jarang para wisatawan menjuluki papandayan dengan nama “Planet Mars yang ada di bumi.
Dengan para wisatawan berdiri di hamparan batuan, diantara kawah kawah aktif beserta dinding dari gunung-gunung yang ada disekitarnya dan dikelilingi uap yang keluar dari kawah-kawah tersebut, maka akan membawa sensasi seakan akan sedang berada di luar angkasa! Tidak hanya itu, jika anda berjalan menuju lokasi kawah baru yang meletus di tahun 2002, anda akan dikejutkan dengan beberapa warna air yang mungkin itu akan menjadi pengalaman pertama anda untuk seumur hidup, dimana warna warni air yang berbeda keluar langsung dari mata airnya dan langsung bisa anda sentuh dan itu menambah pengalaman anda seakan akan berada di negeri dongeng. Ketika anda berjalan terus menuju ke lokasi kawah baru, Anda akan menemukan sebuah danau dengan warna air yang berbeda lagi dihiasi pemandangan kepulan asap yang keluar dari kawah yang berada pada dindingnya.
Jika anda berjalan sedikit lebih jauh ke atas,di ketinggian 2400Mdpl anda akan sampai area hutan mati.Pemandangan yang sangat menakjubkan dengan hamparan pohon-pohon yang mati akibat dari letusan 2002 tapi pohonnya masih berdiri tegak dan kuat. anda juga bisa melihat pemandangan kota garut yang dikelilingi oleh pegunungan, juga anda bisa melihat pemandangan perkebunan teh pangalengan yang berada di kabupaten bandung.
Bagi anda yang suka menikmati suasana malam di pegunungan, Gunung Papandayan juga memiliki lokasi yang berada di ketinggian 2400Mdpl yaitu camping ground “Pondok Saladah“. Disana anda bisa bermalam dengan mendirikan tenda, api unggun bahkan bermain gitar sambil bersuka ria bersama teman ataupun keluarga. Dilokasi tersebut bila dipagi hari anda akan mencium aroma wanginya bunga edelwise yang tumbuh disekitaran lokasi camping ground,anda juga bisa menikmati suasana matahari terbit sambil berselfi ria bersama keluarga atau teman.
Selain wisata alamnya, Gunung Papandayan dilengkapi juga dengan pasilitas buatan, misalnya saja menara pandang yang dipergunakan untuk para wisatawan yang tidak kuat untuk mendaki gunung, bisa melihat keindahan kawasan tersebut dari atas menara pandang.juga dilengkapi dengan Kolam renang air panas, taman bumi perkemahan, taman bunga edelwise juga beberapa cottage yang di sediakan bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan malam tanpa harus mendirikan tenda.
Bagi anda yang suka menikmati suasana malam di pegunungan, Gunung Papandayan juga memiliki lokasi yang berada di ketinggian 2400Mdpl yaitu camping ground “ Pondok Saladah “, disana anda bisa bermalam dengan mendirikan tenda,api unggun bahkan bermain gitar sambil bersuka ria bersama teman ataupun keluarga.Dilokasi tersebut bila dipagi hari anda akan mencium aroma wanginya bunga edelwise yang tumbuh disekitaran lokasi camping ground,anda juga bisa menikmati suasana matahari terbit sambil berselfi ria bersama keluarga atau teman.
Selain wisata alamnya, papandayan dilengkapi juga dengan pasilitas buatan, misalnya saja menara pandang yang dipergunakan untuk para wisatawan yang tidak kuat untuk mendaki gunung, bisa melihat keindahan kawasan tersebut dari atas menara pandang. Selain menara pandang tadi, ada juga Kolam renang air panas, taman bumi perkemahan, taman bunga edelwise juga beberapa cottage yang di sediakan bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan malam tanpa harus mendirikan tenda.
Fasilitas
Fasum Fasos nya :
- 1. TOILET Sepanjang jalur pendakian aya 6 titik toilet (total sekitar 30 bilik toilet). Terdapat warung di area bunderan yang menjual makanan dan aksesoris Gunung Papandayan
- 2. Kamar bilas
- 3. Mesjid
- 4. Tempat Parkir sangat luas
- 5. Touris Information Center
Fasiltas wisata nya :
- 1. Area Camping
- 2. Pusat Jajanan
- 3. Jalur Pendakian
- 4. Menara Pandang
- 5. Cottage berbentuk Iglo Camp Site
Lokasi: Cisurupan, Garut, Jawa Barat 44163. Koordinat disini
Telepon: 0823 8937 9117
Jam Operasional: Senin – Jumat, 06.30 – 17.00 | Sabtu, 06.30 – 17.30 |Minggu, 06.30 – 17.00
Tiket Masuk: Rp 35.000 per orang
9. River Tubing Cikaengan
Ingin mencoba wahana menantang di objek wisata Garut yang asri? Salah satu yang harus Anda coba adalah River Tubing Cikaengan.
Debit air Sungai Cikaengan tidaklah terlalu besar, airnya bersih serta bebas dari limbah industri karena lokasinya ada di pedesaan. Udaranya yang sejuk serta lanskap panorama alam di sepanjang jalur sungai sungguh begitu memanjakan mata.
River Tubing Cikaengan
Lokasi: MTS Al-Baqiyatussolihat, Jl. Raya Banjarwangi, Garut. Koordinat di sini.
Telepon: 0812 2165 5265
Harga: Paket mulai Rp35.000/orang
10. Curug Batu Nyusun
Dinamakan Curug Batu Nyusun karena bentuk dan formasi bebatuan alami yang berada di sini terlihat begitu tersusun rapi dan indah. Layaknya permainan Lego. Ditambah lagi dengan aliran air yang mengalir di permukaannya memberi efek dramatis.
Uniknya, Pemandangan seperti ini hanya dapat disaksikan ketika musim kemarau, saat debit air yang mengalir tidak terlalu deras. Sebaliknya, saat musim hujan, susunan batu yang indah di tebing curug tersebut akan tertutup oleh aliran air yang deras.
Konon katanya, menurut kepercayaan warga sekitar, Curug Batu Nyusun masih memiliki kaitan dengan legenda Sangkuriang yang saat itu ingin menikah dengan ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Terlepas dari benar atau tidak, yang jelas keindahannya sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Curug Batu Nyusun
Comments
Post a Comment