Gold Price

13 REKOMENDASI WISATA DI GARUT | TRAVELLING | GEOWISATA

13 REKOMENDASI GEOWISATA DI GARUT


Kabupaten Garut (Cacarakan:ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦔꦫꦸꦠ꧀, Latin: Kabupatén Garut) adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa BaratIndonesia. Ibukotanya adalah Tarogong Kidul.[1] Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.

Geografi

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56'49 – 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 – 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²). Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.

Geomorfologi

Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur – G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray – G. Talagabodas – G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.

Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas vulkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakkan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen vulkaniklastik di atasnya.
  2. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudra Indonesia yang menyusup sekitar 6–10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudra setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudra bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibu kota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).

Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi di puncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500–100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100–1500 m dpl terdapat di kecamatan CikajangPakenjengPamulihanCisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100–500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.

Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umumnya memiliki lereng dengan kemiringan 30-45% di sekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian di antaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, di antaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan di bawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.

Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudra Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 36 buah sungai dan 112 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.403,35 km; di mana sepanjang 92 km di antaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 60 buah anak sungai.[7]

Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, tampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukkan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi

Berdasarkan Peta geologi Jawa skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunung api, di antaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material vulkanis dan piroklastik berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kuarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.

Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk di antaranya adalah breksi vulkanik bersifat basaltik yang kompak, menunjukkan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material vulkaniklastik berupa alluvium berisi pasir, kerakal, kerikil, dan lumpur.

Jenis tanah kompleks podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.



Berikut ini merupakan rekomendasi Geowisata yang ada di kota Garut :
 

1. Talaga Bodas

Sejarah Gunung Talaga Bodas

Pasir Sadahurip yang berada sekitar 4 km barat laut Talaga Bodas, adalah salah satu kerucut gunung api tua dalam kompleks Gunung Talagabodas yang pembentukannya satu periode dengan gunung api tua lainnya, seperti Gunung Karacak dan Gunung Candramerta. Di selatan Pasir Sadahurip, sesar sepanjang 15 km membentang tenggara – barat laut, mulai dari selatan Gunung Bungbulang sampai Kampung Pasanggrahan, membentuk lembah yang memanjang dengan bagian selatannya yang turun, sehingga Pasir Sadahurip terlihat menonjol.

Menurut A.R. Mulyana dkk. (2000) yang saya baca dr web geomagz, evolusi Gunung Talagabodas terjadi dalam beberapa tahap pembentukan. Tahap pertama terjadi letusan eksplosif yang membentuk Kaldera Talagabodas Tua berdiameter + 4,5 km, dengan bukaan ke arah utara. Tahap kedua: Pembentukan Kawah Saat di bagian tengah Kaldera Talagabodas Tua. Tahap ketiga: Masa istirahat dan penghimpunan energi. Tahap Keempat: Pembentukan kerucut dari letusan samping di sekitar dinding Kaldera Talagabodas Tua, yaitu Gunung Canar, Gunung Piit, Gunung Lebakjero, dan Gunung Masigit. Tahap kelima: Pembentukan kerucut dari Talagabodas Tua, yaitu Gunung Beuticanar, Gunung Malang, dan Gunung Ciparay. Tahap keenam: Letusan samping yang bersifat freatomagmatik – stromboli, merupakan tahap akhir dari serangkaian pembentukan dan penghancuran Gunung Talagabodas. Kegiatan letusan eksplosifnya menghasilkan Kawah Talagabodas Muda dengan bukaan kawah ke arah timur laut. Kawah dengan diameter kurang dari 2 km ini kemudian diisi air, membentuk danau kawah, yang kini terkenal dengan nama Talaga Bodas (bahasa Sunda, Telaga Putih), karena warna airnya terlihat berwarna putih susu. Tahap ketujuh: Terjadi letusan freatik dari kawah Talagabodas Muda, dan tahap kedelapan: Aktivitas Gunung Talagabodas berupa hembusan solfatara dengan intensitas lemah, dan bualan lumpur.

Lokasi ini memang merupakan kawah Gunung Talaga Bodas yang masih memiliki aktivitas vulkanik tidak berbahaya dan aman untuk dikunjungi.

Photo by @auliyanh21

Photo by @thathamoto 

Lokasi: Jalan Talaga Bodas No.5, Desa Sukamenak, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Tiket Masuk: Rp 9.500 per orang


2. Leuwi Korsi

Perpaduan antara formasi Batuan Beku dengan struktur Columnar join dan air yang jernih membiru ternyata Instagrammable.

Leuwi korsi merupakan lokasi yang terkenal dengan struktur batuan Columnar joint atau rekahan tiang yang terbentuk akibat pendinginan magma yang terjadi akibat pembekuan lava yang mengalami pendinginan bertahap dari bagian permukaan ke bagian lebih dalam, saat bagian tengah lava membeku namun bagian dalam nya tidak cukup dingin untuk membeku bersamaan, maka akan terbentuk rekahan akibat kontraksi berbentuk poligonal yang berorientasi tegak lurus terjadap permukaan lava.
Batuan beku jenis basalt hingga andesit dengan struktur kolom atau columnar joint yang ada di Leuwi korsi ini terdiri dari dua jenis yaitu tipe Colonnade berbentuk poligonal bersisi 4, 5, atau 6 yang memiliki orientasi rekahan/joint yang berarah tegak lurus atau vertikal terhadap satu dengan yang lainnya sehingga seolah-olah seperti tiang hasil pahatan manusia.

Ada juga Columnar joint berjenis Entablature yang merupakan rekahan pada batuan beku akibat pendinginan lava namun dengan arah orientasi horizontal. Mekanisme pembentukan tipe Entablature sama dengan tipe Colonnade, perbedaan terjadi akibat posisi tipe Entablature berada lebih dekat dengan permukaan bidang pendinginan batuan beku.

Photo by @budi_ryan

Photo by @abimahyogan

Lokasi : Desa Bungbulang, Kecamatan Bungbulang, Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 08.00 – 17.00


3. Leuwi Jurig

Namanya memang menakutkan, tapi pemandangannya di sini justru sebaliknya.

Leuwi jurig sama seperti leuwi korsi, merupakan lokasi yang terkenal dengan struktur batuan Columnar joint atau rekahan tiang yang terbentuk akibat pendinginan magma yang terjadi akibat pembekuan lava yang mengalami pendinginan bertahap dari bagian permukaan ke bagian lebih dalam, saat bagian tengah lava membeku namun bagian dalam nya tidak cukup dingin untuk membeku bersamaan, maka akan terbentuk rekahan akibat kontraksi berbentuk poligonal yang berorientasi tegak lurus terjadap permukaan lava. Leuwi Jurig, jika di-Indonesia-kan berarti kolam setan. Namun jangan bayangkan tempatnya mengerikan. Malah sebaliknya, jika Anda ingin menemukan spot yang asyik dan mengesankan, alami dan memiliki atmosfer surgawi di Garut, ini adalah tempat yang tepat. Lokasinya memang sedikit tersembunyi, tapi setelah sampai di tempatnya, dijamin pengennya langsung nyebur dan ngadem. Tak hanya itu saja, karena tebing-tebing yang apik, mengelilingi aliran sungai dengan air yang jernih, ditambah atmosfer alam yang sejuk, Anda pasti bakal terus-terusan berswafoto.


Photo by @ramdanibudi612

Leuwi Jurig
Lokasi: Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 08.00 – 17.00


4. Leuwi Tonjong

Ternyata aliran air yang terjepit di antara dua tebing batu yang tinggi menjadi daya tarik tersendiri lho!

Pemandangan itulah yang terlihat di Leuwi Tonjong. Dan asyiknya, aliran air dari Sungai Cihurip ini mengalir dengan tenang, sejuk dan jernih, sehingga tergolong aman untuk bermain air di sini. Tapi tetap waspada ya, khususnya di musim hujan.

Bentukan lahan di leuwi Tonjong ini termasuk kedalam bentuk lahan struktural, vulkanik, dan fluvial. Mengapa demikian ? karena 3 proses tersebut berperan penting dalam keterbentukan Leuwi tonjong ini.

Bentukan asal struktural

 

Terbentuk karena adanya proses endogen yang disebut proses tektonik. Proses ini meliputi pengangkatan, perlipatan, pensesaran, dan kadang disertai oleh intrusi magma sehingga terbentuk struktur geologi tertentu atau bentuk lahan yang terbentuk karena kontrol struktur geologi pada daerah tersebut.


Bentukan asal volkanik

 

Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan   dengan gerakan magma naik ke permukaam  bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentukan yang secara makro disebut bentukan volkanik.   Dalam skala yang lebih rinci bentukan volkanik dapat dibagi menjadi beberapa bentukan seperti: kepundan, kubah lava, kawah gunung api, dyke, sill, kerucut parasiter, parasol ribbing, antiklinorium, plato dll.


Bentukan asal fluvial

 

Bentuk  asal fluvial  terbentuk  karena  proses  fluviatil,  air permukaan  memegang peranan  penting  dalam  haini  adalah  air  yang  mengalir  diatas  permukaan misalnya air sungai

Photo by @primatatertawa
Photo by @septisnaa
Photo by @milasitinurkamilah
Leuwi Tonjong

Lokasi: Kampung Rontog, Desa Jayamukti, Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 07.30 – 17.30
Tiket Masuk: Rp15.000 per orang


5. Leuwi Jubleg

Sama halnya seperti Leuwi Tonjong, bentukan lahan di leuwi Jubleg ini termasuk kedalam bentuk lahan struktural, vulkanik, dan fluvial. Karena lanskap yang berbukit, tak sedikit leuwi atau sungai dengan pemandangan asyik tersembunyi di Garut, dan salah satunya adalah Leuwi Jubleg. Jangan tanyakan keindahannya karena memang istimewa. Bahkan ada yang membandingkannya dengan Grand Canyon dalam versi mini.

Photo by @buggyaditya

Photo by @herisupriadikim




Arti kata Jubleg sendiri berarti alat tumbuk tradisional / lesung, dan konon nama tersebut diperoleh karena bebatuan di sekitarnya yang mirip jubleg.
Leuwi Jubleg

Lokasi: Kampung Cikupa, Desa Cihikeu, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Jam Operasional: 08.00 – 17.00



6. Gunung Guntur dan Cilopang

Gunung Guntur tidak berdiri sendiri sebagai kerucut tunggal, yang mana di bagian puncaknya dicirikan dengan adanya kerucut-kerucut tua bekas titik erupsi yang merupakan satu kelompok besar Gunung Guntur. Dari kelompok besar Gunung Guntur ini nampak dua buah kaldera, yaitu Kaldera Pangkalan di sebelah barat dan Kaldera Gandapura di sebelah timur. Dengan terbentuknya kedua kaldera itu maka terbentuk pula rekahan-rekahan yang memanjang dimana kemudian muncul kerucut-kerucut gunungapi, diantaranya Gunung Gajah, Gunung Gandapura, Gunung Agung, Gunung Picung dan Gunung Batususun. Deretan gunungapi yang lebih muda adalah Gunung Masigit, Gunung Sangiang Buruan, Gunung Parupuyan Gunung Kabuyutan dan Gunung Guntur yang merupakan gunungapi termuda dan paling aktif sampai sekarang. Gunung Putri yang terletak agak jauh diselatannya mungkin merupakan salah satu kerucut parasit dari kelompok Gunung Guntur ini. Komplek Gunung Guntur ini di sebelah utara berbatasan dengan dataran tinggi Leles, sedangkan di sebelah timur dan selatan berbatasan dengan dataran tinggi Garut dan di sebelah baratnya berbatasan dengan Gunung Kunci, Sanggar, Rakutak dan Kawah Kamojang.

Morfologi komplek Gunung Guntur mempunyai kemiringan yang sangat bervariasi antara 2o sampai 75o. Kemiringan landai umumnya terdapat di daerah pemukiman, seperti Kota Garut, Kadung Ora, Leles, Tarogong dan Cipanas. Sedang kemiringan yang terjal terdapat di sekitar puncak Gunung Guntur. Tubuh Gunung Guntur dibangun oleh hasil erupsi eksplosif dan efusif. Hasil erupsi Gunung Guntur sebagian besar berupa aliran lava bongkah masih segar dan saling menindih. Lava yang termuda (hasil erupsi tahun 1840) mengalir dari Kawah Gunung Guntur ke arah tenggara dan selatan dan berakhir di daerah Cipanas (sekitar 300 meter sebelah utara lokasi wisata pemandian Cipanas), dimana ujungnya membentuk morfologi tapal kuda. Aliran Piroklastika tersebar di sebelah tenggara Kawah Gunung Guntur dan sebagian tertutupi oleh aliran-aliran lava Guntur yang lebih muda. 

Aliran piroklastik Guntur ada 3 (tiga) jenis, pertama adalah yang tersusun atas blok-blok lava dengan matruk pasir kasar coklat kekuningan, singkapan endapan ini bisa dijumpai di sekitar Kampung Pesantren. Jenis Kedua tersusun atas blok-blok lava dan bom vulkanik dengan matrik pasir kasar dan bersifat kurang padu. Sedangkan yang termuda tersusun atas fragmen lava basaltis dan andesitis serta bom vulkanik dengan struktur kerak roti berwarna abu 
kehitaman. Aliran piroklastika ini memperlihatkan pola sebaran berbentuk kipas dari Puncak Guntur ke arah tenggara. Endapan Jatuhan Piroklastika sebagian besar terkonsentrasi di sekitar puncak Gunung Guntur dan menyebar ke arah utara dan tenggara. Endapan tersusun atas Skoria dan litik basaltis berwarna hitam, berukuran halus sampai kasar, berlapis baik dengan ketebalan berkisar antara 4-34 cm.

PETA GUNUNG GUNTUR (Sumber : Website ESDM)

Photo by @gianadiwinata

Photo by @gianadiwinata



Photo by @acpspllh


Photo by harie.catur


Photo by @delytalitha


Photo by ayu.sopianty


Photo by prasetyoutomo777

Cilopang Adventure Camp

Lokasi: Rancabango, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151. Koordinat di sini.
Telepon: 0821 2645 0270
Jam Operasional: 24 jam
Tiket: Rp15.000 per orang

Website 


7. Gunung Putri

Gunung Putri adalah salah satu contoh bentuk morfologi kerucut parasiter dari Gunung guntur,  kerucut parasiter ini termasuk kedalam bentuk lahan vulkanik. Proses Volkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan   dengan gerakan magma naik ke permukaam  bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai bentukan yang secara makro disebut bentukan volkanik.   Dalam skala yang lebih rinci bentukan volkanik dapat dibagi menjadi beberapa bentukan seperti: kepundan, kubah lava, kawah gunung api, dyke, sill, kerucut parasiter, parasol ribbing, antiklinorium, plato dll.

Photo by @gianadiwinata

Photo by @gianadiwinata


Lokasi: Rancabango, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151. Koordinat di sini.
Telepon: 0821 2645 0270
Jam Operasional: 24 jam
Tiket: Rp25.000 per orang


8. Gunung Papandayan

Morfologi 

Pembagian morfologi G. Papandayan (didasarkan atas perbedaan bentuk, kemiringan lereng, bentuk dan struktur lembah), dipisahkan menjadi: Morfologi Puncak (G.Papandayan, +2640 m, G. Masigit, +2671 m, Pasir Malang, 2679 m, dan G. Nangklak, +2474 m, dicirikan dengan dinding tajam dan lembah sempit, erosi kuat, vegetasi lebat); Morfologi Tubuh (termasuk di dalamnya adalah kawah Brungbrung, Kawah Manuk, Kawah Nangklah, Kawah Baru dan Lembah Ruslan, dibentuk oleh aliran lava dan endapan aliran piroklastik, berpola aliran radier; Morfologi Kaki, dicirikan oleh morfologi berelief halus di sektor timurlaut dan selatan, dan berelief sedang di sektor selatan, dibentuk oleh aliran lava dan endapan aliran piroklastik, berpola aliran dendrtitik; dan Morfologi Tapalkuda, merupakan depresi berarah timurlaut mulai dari Kawah Mas hingga Kampung Cibalong dan Cibodas sebagai hasil dari peristiwa pembentukkan endapan guguran puing (debris avalanche deposit).

Stratigrafi 

Stratigrafi dipisahkan menjadi Produk Primer, terdiri dari Batuan Tersier terdiri dari andesit, ditemukan di sebelah selatan G. Papandayan; Produk Gunungapi di sekitar G. Papandayan (endapan jatuhan piroklastik G. Geulis, intrusi G. Kembar, endapan jatuhan piroklastik dan aliran lava G.Cikuray, endapan jatuhan piroklastik G. Jaya, dan aliran piroklastik G.Puntang); Produk G. Papandayan (aliran lava, endapan jatuhan dan aliran piroklastik); Produk Kawah Tegal Alun-alun (aliran lava dan endapan aliran piroklastik); Produk G. Nangklak (endapan jatuhan piroklastik); Produk Kawah Manuk (endapan jatuhan piroklastik); dan Produk Kawah Mas (endapan jatuhan piroklastik) dan Produk Sekunder (endapan guguran puing Kawah Manuk, endapan guguran puing Kawah Mas, dan lahar).

Struktur Geologi, dipisahkan menjadi struktur sesar dan struktur kawah. Struktur sesar umumnya berjenis sesar normal, ditemukan di sekitar G.Nangklak, Kawah Tegal Alun-alun, Kawah Mas dan G.Walirang, serta di lereng baratlaut dan tenggara G.Papandayan, berarah umum NE-SW, NW-SE. dan NNW-SSE dengan indikasi berupa breksiasi, kelurusan topografi, zona hancuran Struktur kawah, terdapat di Kawah Mas, Kawah Manuk, Kawah Brungbrung, Kawah Tegal Alun-alun, Kawah Nangklak, dan Kawah Baru.

Evolusi Gunungapi G. Papandayan dan sekitar, dimulai dengan pembentukkan Pegunungan Selatan (tersier), diikuti dengan pembentukkan gunungapi di lsekitar G.Papandayan (G. Geulis, G. Cikuray, G. Jaya, dan G. Puntang), disusul dengan pembentukkan tubuh G. Papandayan, menghasilkan kawah Papandayan, Kawah Tegal Alun-alun, Kawah Nangklak, Kawah Manuk, Kawah Mas, dan Kawah Baru. Pembentukkan endapan sekunder yang dimanifestasikan dengan endapan guguran puing, terjadi sebelum tahun 1772 (tersebar di sektor utara-timurlaut, bersumber dari Kawah Manuk) dan terjadi pada tahun 1772 (tersebar di sektor timurlaut, bersumber dari Kawah Mas).

PETA GUNUNG PAPANDAYAN (Sumber : Website ESDM)

Photo by @gianadiwinata



Photo by argatyas

Jam operasional buka mulai pk.07.00 dan tutup pk.18.00 WIB. Jika Nanti dibuka kembali, Wisatawan tetap diwajibkan mematuhi standar protokol Kesehatan WHO, yaitu :

  • - Memakai Masker (wisata reguler)
  • - Menunjukan sertifikat vaksin antigen H-2
  • - mencucui Tangan dengan sabun
  • - Menjaga Jarak-Jauhi Kerumunan

Gunung Papandayan Garut dibuka sebagai kawasan wisata alam sejak zaman Penjajahan Belanda. Para penjajah dulu (orang Belanda), sudah naik melakukan ekplorasi di Gunung Papandayan baik untuk penelitian, PLTU, atau hanya sekedar hiking. Malah ada kabar yang menyebutkan; dari masa Zaman Kerajaan, ada bukti tulisan diatas daun lontar bahwa Bujangga Manik (dari kerajaan di bogor) pernah bertapa di Puncak Gunung Papandayan.


Status Gunung Papandayan ini adalah Taman Wisata Alam atau TWA. Apa itu TWA? TWA atau Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk Pariwisata dan Rekreasi Alam (UU Konservasi nomor 5 tahun 1990 pasal 1 ayat 16. "apal bener lu?!..."Kan gua punya buku undang-undang nya!").


Harga Tiket

Tarif masuk Orang, Kendaraan, dan fasilitas di Gunung Papandayan Garut berlaku di Bulan Desember 2021 untuk Weekday dan hari Libur :

WeekDay (Hari Biasa Senin-Jum'at))

  • 1. Pengunjung Nusantara : Rp.20.000/orang
  • 2. Pengunjung Mancanegara (Bule) : Rp.200.000/orang
  • 3. Rombongan Pelajar : Rp. 18.000/orang
  • 4. Roda 2 : Rp. 12.000
  • 5. Roda 4 : Rp. 25.000
  • 6. Roda 6 : RP. 110.000
  • 7. Sepeda : Rp. 7.000

WeekEnd (Hari Libur Sabtu-Minggu dan Hari Libur Besar Lainnya)

  • 1. Pengunjung Nusantara : Rp.30.000/orang
  • 2.Pengunjung Mancanegara (Bule) : Rp.300.000/orang
  • 3. Rombongan Pelajar : Rp. 20.000/orang
  • 4. Roda 2 : Rp. 17.000
  • 5. Roda 4 : Rp. 35.000
  • 6. Roda 6 : RP. 150.000
  • 7. Sepeda : Rp. 10.000

Tarif Masuk Lainnya

  • 1. Camping : Rp.35.000/orang
  • 2. Camping Rombongan Pelajar : Rp.23.000/orang
  • 3. Camping P.Mancanegara (bule) : Rp. 105.000/orang
  • 4. Teraphy Air Panas Dewasa (Week Day) : Rp.20.000/orang
  • 5. Teraphy Air Panas Dewasa (Week End) : Rp.25.000/orang
  • 6. Teraphy Air Panas Anak (Week Day) : Rp.10.000/orang
  • 7. Teraphy Air Panas Anak (Week End) : Rp.55.000/orang
  • 8. Shooting Individu/Company : Rp.800.000
  • 9. Shooting Komersil : Rp.2.000.000/hari (full day)
  • 10. Shooting Komersil : Rp.1.800.000(kurang dari 1 hari)
  • 11. Fhoto Prewedding : Rp.500.000
  • 12. Umbul-umbul : Rp.30.000/tiang
  • 13. Jasa Stand (Max.4x4m) : Rp.500.000
  • 14. Toilet : Rp.2.000 (Mo; Pipis, Ee, Cuci Muka , Mandi)

Seperti yang sudah kita tahu, wirehing, bahwasanya Gunung Papandayan adalah merupakan salah satu Gunung berapi teraktif yang ada di Jawa Barat, khususnya di kabupaten Garut (sangking aktifnya ini Gunung, 'Mak-nya sampe pusing ngurusinnya). Letak Gunung Papandayan berada sekitar 30km sebelah Selatan dari pusat kota Garut, dan dapat ditempuh kurang lebih 90 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Sebagai gunung berapi aktif Gunung Papandayan telah mengalami beberapa kali letusan yang di awali dari letusan pertamanya sekitar pada tahun 1772 dan terakhir meletus pada tahun 2002, sehingga menjadi unik karena objek yang ada di gunung Papandayan berapi-api ini selalu berubah baik dari segi bentuk ataupun letaknya.

Salah satu pusat letusan Gunung Papandayan ini adalah kawah emas. Kawah emas inilah pusat dari letusan pertama yang merupakan kawah paling besar. Kawah Emas Gunung Papandayan memiliki keunikan dari warna belerang nya yang berwarna kuning ke-emasan itulah kenapa disebut Kawah Emas bukan kawah besi.

Selain kawah yang memiliki belerang, Gunung Papandayan juga memiliki area yang mengeluarkan air panas, dimana air panas yang keluar dilokasi tersebut memiliki dua karakter yaitu ”glazier dan boiling water” yang jarang anda bisa kunjungi di gunung berapi lainnya. Sementara hamparan bebatuan yang berwarna warni akan memanjakan mata anda sehingga akan membuat anda seakan akan berada di planet lain, maka tidak jarang para wisatawan menjuluki papandayan dengan nama “Planet Mars yang ada di bumi.

Dengan para wisatawan berdiri di hamparan batuan, diantara kawah kawah aktif beserta dinding dari gunung-gunung yang ada disekitarnya dan dikelilingi uap yang keluar dari kawah-kawah tersebut, maka akan membawa sensasi seakan akan sedang berada di luar angkasa! Tidak hanya itu, jika anda berjalan menuju lokasi kawah baru yang meletus di tahun 2002, anda akan dikejutkan dengan beberapa warna air yang mungkin itu akan menjadi pengalaman pertama anda untuk seumur hidup, dimana warna warni air yang berbeda keluar langsung dari mata airnya dan langsung bisa anda sentuh dan itu menambah pengalaman anda seakan akan berada di negeri dongeng. Ketika anda berjalan terus menuju ke lokasi kawah baru, Anda akan menemukan sebuah danau dengan warna air yang berbeda lagi dihiasi pemandangan kepulan asap yang keluar dari kawah yang berada pada dindingnya.

Jika anda berjalan sedikit lebih jauh ke atas,di ketinggian 2400Mdpl anda akan sampai area hutan mati.Pemandangan yang sangat menakjubkan dengan hamparan pohon-pohon yang mati akibat dari letusan 2002 tapi pohonnya masih berdiri tegak dan kuat. anda juga bisa melihat pemandangan kota garut yang dikelilingi oleh pegunungan, juga anda bisa melihat pemandangan perkebunan teh pangalengan yang berada di kabupaten bandung.

Bagi anda yang suka menikmati suasana malam di pegunungan, Gunung Papandayan juga memiliki lokasi yang berada di ketinggian 2400Mdpl yaitu camping ground “Pondok Saladah“. Disana anda bisa bermalam dengan mendirikan tenda, api unggun bahkan bermain gitar sambil bersuka ria bersama teman ataupun keluarga. Dilokasi tersebut bila dipagi hari anda akan mencium aroma wanginya bunga edelwise yang tumbuh disekitaran lokasi camping ground,anda juga bisa menikmati suasana matahari terbit sambil berselfi ria bersama keluarga atau teman.

Selain wisata alamnya, Gunung Papandayan dilengkapi juga dengan pasilitas buatan, misalnya saja menara pandang yang dipergunakan untuk para wisatawan yang tidak kuat untuk mendaki gunung, bisa melihat keindahan kawasan tersebut dari atas menara pandang.juga dilengkapi dengan Kolam renang air panas, taman bumi perkemahan, taman bunga edelwise juga beberapa cottage yang di sediakan bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan malam tanpa harus mendirikan tenda.

Bagi anda yang suka menikmati suasana malam di pegunungan, Gunung Papandayan juga memiliki lokasi yang berada di ketinggian 2400Mdpl yaitu camping ground “ Pondok Saladah “, disana anda bisa bermalam dengan mendirikan tenda,api unggun bahkan bermain gitar sambil bersuka ria bersama teman ataupun keluarga.Dilokasi tersebut bila dipagi hari anda akan mencium aroma wanginya bunga edelwise yang tumbuh disekitaran lokasi camping ground,anda juga bisa menikmati suasana matahari terbit sambil berselfi ria bersama keluarga atau teman.

Selain wisata alamnya, papandayan dilengkapi juga dengan pasilitas buatan, misalnya saja menara pandang yang dipergunakan untuk para wisatawan yang tidak kuat untuk mendaki gunung, bisa melihat keindahan kawasan tersebut dari atas menara pandang. Selain menara pandang tadi, ada juga Kolam renang air panas, taman bumi perkemahan, taman bunga edelwise juga beberapa cottage yang di sediakan bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan malam tanpa harus mendirikan tenda.

Fasilitas


Fasilitas wisata di TWA Gunung Papandayan ini, selain fasilitas umum pihak pengelola juga menyediakan fasilitas wisata alam lainnya which is worthit buat stay cationhangout, atau mendaki. Fasilitas TWA Papandayan yang okreh punya, yaitu :

Fasum Fasos nya :

  1. 1. TOILET Sepanjang jalur pendakian aya 6 titik toilet (total sekitar 30 bilik toilet). Terdapat warung di area bunderan yang menjual makanan dan aksesoris Gunung Papandayan
  2. 2. Kamar bilas
  3. 3. Mesjid
  4. 4. Tempat Parkir sangat luas
  5. 5. Touris Information Center

Fasiltas wisata nya :

  • 1. Area Camping
  • 2. Pusat Jajanan
  • 3. Jalur Pendakian
  • 4. Menara Pandang
  • 5. Cottage berbentuk Iglo Camp Site

Lokasi: Cisurupan, Garut, Jawa Barat 44163. Koordinat disini
Telepon: 0823 8937 9117
Jam Operasional: Senin – Jumat, 06.30 – 17.00 | Sabtu, 06.30 – 17.30 |Minggu, 06.30 – 17.00
Tiket Masuk: Rp 35.000 per orang


9. River Tubing Cikaengan

Ingin mencoba wahana menantang di objek wisata Garut yang asri? Salah satu yang harus Anda coba adalah River Tubing Cikaengan.



Photo by Cerita para pejalan

Debit air Sungai Cikaengan tidaklah terlalu besar, airnya bersih serta bebas dari limbah industri karena lokasinya ada di pedesaan. Udaranya yang sejuk serta lanskap panorama alam di sepanjang jalur sungai sungguh begitu memanjakan mata.

River Tubing Cikaengan

Lokasi: MTS Al-Baqiyatussolihat, Jl. Raya Banjarwangi, Garut. Koordinat di sini.
Telepon: 0812 2165 5265
Harga: Paket mulai Rp35.000/orang


10. Curug Batu Nyusun

Dinamakan Curug Batu Nyusun karena bentuk dan formasi bebatuan alami yang berada di sini terlihat begitu tersusun rapi dan indah. Layaknya permainan Lego. Ditambah lagi dengan aliran air yang mengalir di permukaannya memberi efek dramatis.



Photo by @pirman844

Uniknya, Pemandangan seperti ini hanya dapat disaksikan ketika musim kemarau, saat debit air yang mengalir tidak terlalu deras. Sebaliknya, saat musim hujan, susunan batu yang indah di tebing curug tersebut akan tertutup oleh aliran air yang deras.



Photo by yayuwd15

Konon katanya, menurut kepercayaan warga sekitar,  Curug Batu Nyusun masih memiliki kaitan dengan legenda Sangkuriang yang saat itu ingin menikah dengan ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Terlepas dari benar atau tidak, yang jelas keindahannya sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Curug Batu Nyusun

Lokasi: Kp. Cikuda, Desa Pangrumasan, Kecamatan Peundeuy, kabupaten Garut. Koordinat di sini.


11. Curug Batu Nyogong

Ingin melihat air terjun yang masih alami, minim sentuhan manusia dengan debit air yang cukup deras, Curug Nyogong adalah tempatnya.

Lokasinya cukup tersembunyi, jauh dari jalan utama dan Anda harus melakukan trekking kurang lebih selama 30 menit, tapi semua akan terbayarkan setelah melihat kemegahan air terjun dan kealamian lingkungannya.



Photo by ali_babah83
Curug Nyogong

Lokasi: Kp. Sawahpasir, Mekarwangi, Cihurip, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Tiket Masuk: Rp5.000


12. Curug Mala Cikawung

Ada dan tiada, Curug Mala memang ajaib dan istimewa.

Jika musim kemarau datang, curug ini memutuskan untuk ‘berhibernasi’. Namun tidak demikian saat musim penghujan datang, Anda akan melihat keindahan yang tiada tara.

Photo by @budi_ryan

Debit air yang melimpah menjadikan ‘tekstur’ Curug Mala terlihat jelas, berundak dengan ukuran yang tidak terlalu tinggi dan mengubah lanskap di sekeliling menjadi jauh lebih indah.

Photo by @antiisn_

Tapi ada peringatan keras bagi traveler yang ingin berenang di sini, karena debit air yang deras dan bisa membahayakan. Meski begitu, sekadar bermain air di aliran curug masih boleh ditoleransi kok.

Photo by @shaziranahdaufariah
Curug Mala

Lokasi: Desa Girimukti, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.
Tiket Masuk: Rp7.000


13. Curug Ciarjuna

Desanya saja terpencil, apalagi curugnya. Tapi jangan tanya keindahan Curug Ciarjuna ini!

Karena lokasinya yang terpencil, tak banyak pengunjung yang mendatangi curug ini. Alhasil, keindahannya pun jauh lebih terjaga, pun demikian kealamiannya.

Spot ini menjadi tujuan yang pas bagi mereka yang berjiwa petualang. Pasalnya, untuk sampai ke lokasi, Anda harus melakukan trekking menembus hutan dan perkebunan teh yang luas, plus pemandangan yang indah.

Photo by @askudus

Sesampainya di lokasi, Anda akan mendapati tiga air terjun dengan ketinggian puluhan meter dan debit air yang cukup deras. Nuansa hijau begitu terasa dan hawanya yang sejuk membuat Anda betah berlama-lama di tempat ini. Tak percaya?

Photo by @ikiiwwww
Curug Ciarjuna

Lokasi: Kp. Cikopo, Desa Panawa, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Koordinat di sini.


Comments

Postingan Populer

DOWNLOAD LEMBAR PETA GEOLOGI REGIONAL SE-INDONESIA

7 SISTEM KRISTAL - KRISTALOGRAFI

8 GOLONGAN MINERAL

BATUAN BEKU

PENGERTIAN ARCMAP DAN FUNGSI IKON PADA ARCMAP / ARCGIS

Commodities News